Jumat, 05 Desember 2008

Penanaman Nilai-Nilai Kekatolikan di dalam Keluarga dengan Basis Lingkungan

DALAM SEMANGAT MISI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS


(Sarasehan umat dan pengurus lingkungan/DP Paroki St. Fransiskus Xaverius Kidul Loji)


Rabu, 3 Desember 2008


fx.gif

Catatan Pendahuluan:


1. Semangat misioner St. Fransikus Xaverius adalah kerelaannya diutus dan pergi ke tanah misi (sebagai pengganti imam lain yang diberi tugas namun menjelang berangkat tugas justru jatuh sakit). Fransiskus Xaverius muda, dengan penuh semangat mewartakan Injil tanpa mengenal batas-batas kehidupan, dia menerobos batas-batas yang ada. Kepandaiannya untuk datang kepada pemuka masyarakat (dengan membawa pelbagai upeti yang menarik, menjadi salah satu cara pewartaan Injil yang mudah diterima.

2. Kita perlu menata ulang model kesaksian yang kita buat, sekaligus perlu juga belajar dari “ngelmu dagang” dalam menawarkan dagangannya …. Dan ternyata laku.

3. Tugas Misioner dihayati sebagai KESAKSIAN HIDUP yang mencakup segi pribadi, lingkungan serta sosial kemasyarakatan.

4. Pengurus Lingkungan dan Dewan Paroki diharapkan menjadi motor penggerak dan penyemangat hidupnya Lingkungan dan Paroki dengan pelbagai kelompok kategorial atau paguyuban yang ada.












































Kegiatan Rutin



Pemikiran Terobosan



Indikasi Keberhasilan


1. Misa ling­kungan: berjalan sesuai jadwal, dan sesuai dengan kalender liturgiMisa lingkungan dengan mengusul­kan tema, sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: mem­per­tang­gung­jawab­kan iman Katolik, men­cermati kebudayaan dan kebiasaan masyara­kat/warga kota.Tim Liturgi lingkungan mengu­sul­­kan tema. Atau Ekaristi dengan sarasehan misalnya 10 bahan dari Komisi Pendampingan Keluarga (bahan tahun 2007)Kehadiran bapak-ibu: ….. %

Kehadiran anak-anak: ….. %

Kehadiran remaja dan mudika :……….. %

Pilihan bahan …..

tema
2. Doa rutin:satu bulan sekali dengan rosario atau sesuai petun­juk dari Paroki (Tim Katekese atau Tim Liturgi)1. Doa Rutin untuk Membahas dan memperdalam tema tertentu, misalnya memanfaatkan Buku BKL (Bulan Katekese Liturgi) pada bulan Mei.2. Kesempatan untuk ‘berlatih’ membuat doa secara spontan, maka secara bergilir semua hadirin diminta merumuskan doa spontan sesuai dengan tema atau sesuai keprihatinan keluarga.Kahadiran bapak-ibu :….. %

Kehadiran anak-anak :….. %

Kehadiran remaja dan mudika: ….. %

Peserta yang berani membuat doa spontan: …....orang.
3. Arisan Ibu-ibu: doa pem­bukaan, urusan uang dan tabungan atau simpan pinjam, makan minum dan pulang.1. Arisan Ibu-Ibu: Membahas tema secara berurutan misalnya dari buku “Menggapai Kemerdekaan Perempuan dan laki-laki”, buku-buku lain yang ditawarkan2. Kesempatan arisan selalu di­awali dengan membaca Kitab Suci sesuai dengan penang­galan liturgi harian dengan re­nungan singkat. Yang mem­baca­kan renungan bergan­tian, sehing­­ga setiap ibu pernah bertugas.3. Perhatian dan kepekaan pada isue-isue “Gender” dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tang­­ga) yang diampu oleh Tim Kerja Mitra Perempuan.Jumlah kehadiran ibu-ibu: …… %

KDRT di bawah 10 %
4. Latihan koor: Pemanasan suara, latihan, selingan minum dan snack, pulang.1. Kesempatan latihan koor selalu diawali dengan memba­ca Kitab Suci sesuai dengan penang­galan liturgi dengan renungan singkat. Yang mem­ba­cakan renungan bergan­tian, sehingga setiap anggota koor lingkungan pernah memba­cakan renungan2. Akhir dari latihan koor, diadakan doa spontan sehingga melatih warga kita untuk bisa merumuskan doa spontan sesuai dengan keadaan nyata, atau berdasarkan Kitab Suci yang dibacakan pada awal latihan koor.Jumlah peserta yang hadir latihan koor :….. %

Jumlah peserta yang bisa doa spontan: …… %
5. Pertemuan dan doa kelu­arga1. Keluarga Katolik menjadi tanda kehadiran Tuhan yang nyata, mewujudkan Sakramenta­litas Perkawi­nan di tengah-tengah masyarakat atau warga. Ada cara bertindak tertentu yang menunjukkan identitas Ke­katolik­an hingga keluarga-keluarga Katolik menjadi Minortitas Mistik (doa dan iman kepercayaan Katolik menjadi landasan hidup harian).2. Membuat gerakan baru dalam keluarga-keluar­ga di lingkungan untuk meluangkan waktu 10 – 30 menit untuk berdoa bersama, atau mulai ada kebiasaan misa harian.3. Membiasakan untuk saling me­nya­pa dan bertanya menge­nai perasaan dan pengalaman sela­ma satu hari, saling menanggapi dengan doa bersama dan di­ungkapkan dalam HISTORIA DOMUS (Catatan penting dalam keluarga disertai refleksi singkat)4. Kesempatan 10 hingga 30 menit dalam keluarga tanpa alat elektronik, saling memper­hatikan pera­saan, mendoakan dan memberi perha­tian5. Gerakan Stop Nonton TV antara pukul 18.00 – 20.00 untuk men­dukung semangat belajar anak dan menciptakan budaya baca dalam keluarga

6. Setiap Keluarga Katolik dengan sadar mengupayakan keterlibatan kepedulian dengan sesama saudara yang KLMT sebagai bentuk kerelaan berbagi kasih dari kemurahan Tuhan

7. Setiap Keluarga Katolik mempunyai pustaka rohani Katolik untuk mencerdaskan iman dan demi pewarisan nilai-nilai kekatolikan yang nyata.

8. Setiap Keluarga Katolik mempunyai keterlibatan dalam kehidupan kerohanian/ keagamaan mulai dari tingkat Kelompok, Lingkungan/ Wilayah/Dewan Paroki, atau dalam paguyuban kategoria

9. Tim Pendampingan Keluarga membentuk Tim Kun­jung­­an Keluarga, bekerjasama dengan Tim Kerja Katekese/Guru agama mendata anak-anak yang sudah waktunya sambut komuni pertama atau krisma. Ada kunjungan keluarga diantara pengurus lingkungan
Jumlah keluarga yang berdoa bersama dalam keluarga satu minggu 3 kali ….. orang

Jumlah keluarga yang bisa berdoa bersama atau dengan komitmen khusus …

Misa harian ……..

Jumlah keluarga yang membuat Historia Domus …….. keluarga

…….. x dlm satu minggu

Keluarga yang tidak nonton TV ….. org dalam satu bulan per­tama. Ko­mit­men tidak nonton TV antara jam ……

Setiap bulan ada alokasi dana yang disisihkan dari ‘kenikmatan’ keluarga untuk KLMT, selain kolekte dan amplop persembahan yang sudah rutin

Setiap bulan ada satu buku rohani Katolik yang dibeli atau dipinjam dari perpustakaan untuk dibaca oleh keluarga, salah satu anggota keluarga menerangkan isi buku yang dibaca kepada keluarga

Satu minggu sekali atau sesuai mekanisme pertemuan kelompok/paguyuban mengadakan kegiatan kerohanian

Tim Kunjungan Keluarga …….,

jadwal ……..
6. Perhatian bagi anak-anak, remaja dan kaum muda1. Kesadaran baru bahwa keluarga menjadi basis hidup beriman yang tercermin dalam pilihan program khusus2. Pendataan mengenai keadaan anak-anak, remaja dan kaum muda; kemudian diadakan pen­dam­pingan serta alokasi dana sesuai dengan maksudnya, tekanan: keterlibatan anak, remaja dan kaum muda untuk pengembangan umat.3. Terbentuknya wadah, kegiatan dan kemung­kinan pengem­bangan berdasarkan metode ‘teman sebaya’Kegiatan PIA dihadiri oleh ….. anakKelompok PIR …..

Putra Altar ……

Mudika lingk ……

Mudika Wil ……

Mudika Paroki …..

KKMK …….
7. Gerakan kerohanian masa Prapaskah dan Adven1. Memperpanjang pemaknaan masa prapaska (pantang dan puasa) dengan gerakan rohani tiap hari Jumat: mengurangi uang jajan, uang makan keluarga, sisa belanja harian dll, sebagai bentuk perhatian nyata bagi orang lain.2. Masa Adven diisi dengan kegiatan keluarga dan KLMT yang makin menghangatkan kasih keluarga3. Menampilkan wajah sosial Gereja melalui gerakan pemberdayaan yang nyata: misalnya pemeliharaan keutuhan ciptaan, menanam pohon di pekarangan rumah, bantaran sungai, tanah kosong, turut memelihara taman kota, kebersihan got atau saluran air secara rutin, pengobatan murah/gratisPengumpulan dana setiap ada pertemuan lingkungan, hari ……Dana digunakan untuk membantu …….

Membuat palungan keluarga, pohon niat

Gerakan kebersihan di kampung setiap hari …….

Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon pada hari ultah pelindung lingkungan, tiap tgl ……..

Hal lain yang perlu dikembangkan: Pengurus Lingkungan dan DP membuat Program kerja yang melibatkan dan menyentuh kebutuhan masyarakat. Dasar pemikiran: Gereja hadir di tengah-tengah masyarakat dan di dalam dunia bagaikan ragi atau garam yang harus mewarnai dan memberi peran. Semangat dasar: Minoritas Kreatif. Pelbagai kegiatan lain dan model kesaksian hidup bisa diupayakan dengan lebih kreatif. Sesuai semangat hidup St. Fransiskus Xaverius, tugas misi dihayati dan diwujudkan dalam kesaksian hidup harian, dimanapun berada.

RD. FX. Sukendar Wignyosumarta

Gareja Randusari – Katedral, St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci

Jl. Pandanaran 9 SEMARANG 50244. Telp. 024 8310036, Fax 024 8451007

1 komentar:

  1. Moderator yang baik apakah punya kurikulum untuk sekolah minggu yang bisa saya pinjam untuk daya pakai di Lingkungan saya (Santa Sisilia I Ciledug)

    BalasHapus