Minggu, 14 Februari 2010

Mereguk Kasih Yang Tiada Pernah Habis

moken


Tuhan selalu mempunyai rencana dalam setiap pengalaman hidup kita. Tentu bukan sekedar kebetulan kalau pada tanggal 14 Februari ini selain Hari kasih Sayang, Tahun Kalender China Tahun Macan menjadi penanda kehidupan baru, tahun Baru Imlek. Ungkapan kasih sayang yang saling diberikan tentu juga bukan hanya hari ini, namun selalu menjadi pengalaman kasih dalam hidup sehari-hari. Maka selalu bersyukur untuk segala kemurahan Tuhan melalui banyak sahabat dan keluarga menjadi ungkapan kasih sayang yang tidak pernah habis untuk dinikmati dan dibagikan kpada sesama dan orang lain, bahkan kepada kepada seluruh ciptaan yang tergelar sebagai tanda kehidupan yang dianugerahkan Sang Pemberi Kasih yang sejati.



Memaknai Hari kasih Sayang an Tahun Baru Imlek ini, saya diteguhkan oleh kasih dan persahabatan para penyelenggara Pendidikan Katolik (baca Lembaga Pendidikan Katolik) berjumlah 270 orang yang baru-baru ini ambil bagian dalam Simpsosium Pendidikan Katolik di Kinasih Bogor, dari tanggal 9 hingga 11 Februari 2010. Kecemasan para penyelenggara Pendidikan Katolik setelah diberlakukannya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang menuntut aneka penyesuaian, ketersediaan dana dan aneka macam persyaratan yang memerlukan energi ekstra untuk mensikapi dan menerapkannya, menjadi kesempatan untuk menjalin jejaring yang lebih terbuka. Pada rumusan akhir Simposium Nasional MNPK (Majelis Nasional Pendidikan Katolik) disadari perlunya LPK menempatkan iman Katolik sebagai inspirasi, pendidikan sebagai mediasi dan perubahan sosial sebagai tujuan. Disadari lebih penuh oleh peserta simposium bahwa pendidikan sebagai upaya membantu siswa agar berkembang menjadi pribadi yang memuliakan Allah dengan menghargai martabat manusia dan alam ciptaan. Dalam proses pendidikan, LPK menempatkan siswa sebagai subyek belajar, mengembangkan relasi dialogis, mengutamakan consientisasi, berdasar kurikulum yang kontekstual dalam suasana kekeluargaan dijiwai oleh semangat cinta kasih. Para peserta simposium dengan membaca Nota Pastoral Pendidikan KWI tahun 2009 juga sadar bahwa LPK berada di bawah otoritas gereja, besikap kritis – proaktif terhadap berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dengan membangun jejaring dan kejasama.


Kesadaran baru ini masih memerlukan energi ekstra untuk mewujudkan dan melaksanakan dalam semangat kerjasama, kemitraan dan saling pengertian. Semoga kasih yang tidak pernah habis kita reguk dari Sang Sumber hidup dan Sumber Kasih Sejati, mmapukan para penyelenggaran Pendidikan Katolik untuk bergandeng tangan mewujudkan suasana pembelajaran di sekolah yang sungguh menjadi tempat teduh untuk mengalami kehidupan dan menarikan pengalaman kehidupan.


Aneka gerakan kepedulian yang sudah tumbuh di sekolah-sekolah Katolik di lingkup KAS (Keuskupan Agung Semarang), misalnya gerakan tiap tanggal 7 untuk berbagi uang saku bagi mereka yang memerlukan, gerakan kotak peduli dana pendidikan di masing-masing paroki serta gerak langkah Tim Peduli Pendidikan Kevikepan mendapatkan maknanya pada tahun Syukur atas Habitus Baru di KAS.


Keyakinan utama yang melandasi, tidak pernah Kasih SetiaNya habis untuk diteguk dan dibagikan kepada yang membutuhkan. Selalu ada kesempatan bagi kita untuk mencari cara dalam mengembangkan kasih dan persaudaraan, dalam memaknai budaya kasih dan kerja keras pada tahun Macan ini. Berkat Tuhan Sang Sumber Kasih selalu mengalir bagi kita.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar