Selasa, 16 November 2010

Tertata, Disiplin, dan Penuh Persaudaraan Sidangnya Para Waligereja Indonesia

perayaan-ekaristi-sagki2010

8 - 12 Nopember 2010



Memasuki kompleks kantor KWI terus masuk ke ruang Sidang KWI, rasa hati 'deg-degan'. Untuk pertama kalinya ikut sidangnya para Bapa Uskup se Indonesia, dengan nama masing-masing dan ruang sidang yang tertata rapi dan semarak. Para Bapa Uskup telah menggunakan jubah prelat lengkap dengan soli deo, satu persatu sudah memasuki Ruang sidang. Ada juga yang masih berpakain sehari-hari lalu mencari tempat ganti di salah satu sudut ruangan. Selain para Bapa Uskup dari 37 keuskupan di Indonesia (kecuali KAS dengan Administrator Diosesan dan Banjarmasin diwakili oleh Vikjend), Unio Indonesia diwakili 2 orang, Ketua UNINDO Rm. Ferry Sutrisna W dan saya, Koptari diwakili 2 orang Suster dan undangan dari Bimas Katolik, PGI dan Nuntius. Para Bapa Uskup disertai oleh kelengkapan kerja sekretariat Jendral dan sekretaris komisi-komisi serta lembaga pendukung.  Sambutan-sambutan dari Ketua KWI, dari PGI dan PLT Dirjend Bimas Katolik serta Nuntius Mgr. Leopoldo Girelli memberi peneguhan mengenai kerjasama yang terus diupayakan padu sebagai sebuah organisasi keagamaan yang dipercaya mendampingi umat beriman Katolik se Indonesia. Suasana segar penuh persaudaraan memecah kebekuan dan rasa deg-degan. Sapaan perhatian dari Ketua KWI mengenai peranan dan penghargaan bagi Unio Indonesia, menjadi peneguh bagi persaudaraan imami yang kita upayakan di masing-masing keuskupan.

Sebagai Wakil Unio Indonesia di arena SAGKI 2010

kendar

SAGKI 2010 diikuti oleh aktifis pengurus Dewan Paroki, Komisi dan praktisi, namun juga oleh orang-orang biasa yang punya hati kendati merasa tidak pandai. Aura yang terasa dan menggerakkan hati untuk mendengarkan karena peserta dibawa masuk ke dalam pengalaman batin serta perjuangan kehidupan yang dihargai oleh peserta sidang dalam forum pertemuan kelompok, pleno, maupun juga pada saat ekspresi budaya. Bahkan tidur yang berdesakan di kamar kecil dengan 2 bed susun bersama peserta yang diacak asal keuskupannya, membuat para peserta mudah akrab dan sehati.Para peserta dipermudah untuk berbagi cerita karena sejak dari tempat asal sudah dipersipkan melalui pilihan narasi yang ingin dibuat. Masing-masing orang sudah tahu untuk apa dia datang ke SAGKI 2010 di Caringin Bogor. Pengarahan dari Panitia SAGKI agar masing-masing peserta sudah mempersiapkan narasi, mempermudah masing-masing orang untuk terlibat, bercerita dan merasakan bahwa 'aku punya pengalaman dalam hal kebudayaan, pergaulan dengan mereka yang berkayinan berbeda dan juga dengan sesama yang terpinggirkan atau miskin'.