Minggu, 30 Mei 2010

Berbagi Pengalaman Kasih Pastoral

moken


Kesempatan menemani para Frater Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta pada hari Komsos yang lalu (15-16 Mei 2010), menjadi peneguhan bagaimana sarana media menjadi jejaring yang efektif dan saling meneguhkan.



Peringatan Hari Komsos ke 44 tanggal 16 Mei, Bapa suci Benedictus XVI mengajak kita semua untuk menyadari peran media pewartaan di tangan para Imam sebagai kesempatan untuk menggemakan hadirnya Kerajaan Allah. “Dunia Digital, Imam dan Pelayanan Firman”


Bagaimana saya sebagai imam menggunakan sarana media untuk mewartakan kasih Tuhan? Saya berkesempatan untuk menemani Rekoleksi Para Frater Seminari tinggi Santo Paulus Kentungan pada saat Hari Komsos pertengahan Mei yang lalu. Mengolah tema Berbagi Cinta Kasih Pastoral dengan Uskup, Rekan Imam dan Umat, mengusik kesadaran saya untuk tidak datang sendiri dalam kesempatan rekoleksi itu. Diakon Nugroho yang sekarang ini menjadi teman satu rumah di pastoran Katedral menjadi teman ‘mbat-mbatan’ rembug. Pak Edy Haryoko – Bendahara Dewan Paroki Katedral menyanggupkan diri untuk berbagi pengalaman. Menjadi menukik dan gayeng manakala gayung bersambut. Diakon Bondan yang dulu menjalani TOP di Paroki Sragen juga menjadi teman serumah kala di Sragen, mau berbagi pengalaman, demikian pula beberapa teman OMK Sragen, Om Leo dengan 7 teman pun merelakan diri mengolah kembali pengalaman keterlibatan selama ini. Jadilah, rekoleksi pada Minggu Komsos ini diisi dengan aneka sharing pengalaman ketergerakan hati dalam melayani Gereja, ambil bagian dalam pencerdasan hidup beriman, dan kesadaran untuk ambil bagian dalam gerak dinamika kehidupan menggereja.





Saya mencoba menyusun alur dalam kesadaran, bagaimana saya mengungkapkan diri dan memberi kesaksian dan bagaimana orang lain ambil bagian dalam karya pastoral yang digeluti oleh imamnya. Cara menggereja secara baru dengan melibatkan, membedayakan dan mencerdaskan, menjadi pengikat alur cerita dan sharing. SMS telah menjadi sarana efektif untuk pendekatan awal, email untuk memastikan rencana acara dengan alur gagasan yang dirancang menjadi sarana untuk menajamkan pengalaman, telpon kepada orangtua OMK bahkan juga pendekatan (kendati hanya lewat telpon) kepada suster pendamping aspiran di Mrican telah memungkinkan Ayuk untuk keluar dari tembok aspiran untuk bergabung dengan teman-teman muda lainnya hingga bisa berbagi cerita dihadapan para Frater. Pak Edy didukung oleh istri dan dua anaknya bisa berbagi cerita keterlibatan di Dewan Paroki mengurus harta benda dan keuangan Gereja Inilah dengan bersama-sama keluarga sekalian ‘piknik’ ke Jogja. Inilah bentuk keterlibatan dan usaha menggunakan sarana media untuk ambil bagian dalam karya kehidupan menggereja.



Pak Edy Haryoko datang ke Jogja ditemani istri dan dua buah cinta yang masih TK dan balita. Katanya sih sambil kesempatan rekreasi ke Jogja dan menengok saudara. Dukungan keluarga menjadi faktor utama untuk keterlibatan yang total di dalam Gereja. Paham dengan program GL Paroki menjadi daya dorong untuk ambil bagian dalam mewujudkan akuntabilitas dalam Gereja. Kerjasama dengan teman dan saling mempercayai serta meneguhkan menjadi kekuatan untuk tidak mudah goyah manakala ada suara-suara sumbang yang mempertanyakan kesungguhannya sebagai bendahar Dewan. Tekad bulat untuk ‘ambyuk’ dalam Dewan Paroki memerlukan komitmen dan kesungguhan hati yang berlipat-lipat semangatnya.



Kesadaran untuk terlibat dalam karya pastoral Gereja untuk mencerdaskan, didukung pula oleh kerelaan belajar sebelum terjun memberikan rekoleksi. Misalnya Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus 2 “Familiaris Consortio” menjadi bahan bacaan wajib bagi siapapun yang akan ikut memberi rekoleksi. Kesempatan untuk latihan, membangun dialog, merancang permainan dan mengemas acara dalam dialog yang hidup karena paham betul siapa yang akan dihadapi, menjadi kunci utama kesiap sediaan diri. Bahkan tujuh teman muda dari Sragen itu malam sebelum rekoleksi ke Kentungan, juga mengadakan persiapan dengan berbagi pengalaman hidup dengan apa yang akan disharingkan sebagai buah dari keterlibatan.



Pengorganisasian acara dan mengemas acara pendampingan dengan sebaik-baiknya, dengan menggunakan pelbagai sarana alat bantu, misal VCD, sound system, dan alat peraga lain menjadi sarana yang jitu untuk menyampaikan pesan. Tidak membatasi diri hanya menggunakan alat-alat alakadarnya, apalagi sama sekali tidak disiapkan - menjadi hal yang tabu. Bahkan menentukan permainannya apa, berapa kali dibuat dan pemilihan lagu serta sarana permainan, akan membantu menyampaikan pesan Injil – kabar gembira yang perlu dibagikan. Inilah warta gembira yang perlu dikemas dan disiapkan.



Setelah berbagi pengalaman di hadapan para Frater di Kentungan, jejaring FB dan sms akan berbicara. Pengalaman yang diungkapkan didukung dengan foto dan refleksi yang kemudian dimuat di FB, akan memberi banyak komentar, peneguhan dan pertanyaan lebih lanjut. Juga kalau keterlibatan berikutnya tidak baik, tentu akan menjadi cambuk dan pelecut, agar konsisten dalam perbuatan baik, kesempatan berefleksi dan membangun komitmen.



Ketua Komisi Komsos KAS, Rm Noegroho Agoeng, menyatakan bahwa Komsos Paroki sering diidentikkan dengan Majalah Paroki, tentu tidak tepat. Dewan Karya pastoral (DKP) KAS meminta agar Komsos menjadi "corong" Gereja. Komsos bisa menjadi dimensi dalam seluruh aktivitas Gereja dan mendukungnya. Maka Komsos KAS memfokuskan diri pada karya Informasi, Dokumentasi dan Katekese. Bagaimana diwujudkan ketiga hal tersebut?



Informasi didukung dengan adanya majalah Salam Damai yang telah diangkat menjadi majalah keuskupan, majalah2 dan tabloid Paroki (u paroki yang memiliki). Rm. Donny sedang mempersiapkan website KAS.



Dokumentasi diwujudkan dalam rupa dokumentasi tulisan, foto dan video. Dokumentasi ini menjadi pilihan karya komsos kevikepan dan akan disosialisasikan di paroki2. Harapannya dengan keterlibatan Komsos dalam mendokumentasikan peristiwa2 yang terjadi di Gereja Paroki banyak hal akan tercatat dan bisa difiling dg baik. Disadari bahwa selama ini banyak kegiatan di Paroki, namun karena dokumentasi dan filing system yang masih lemah maka aneka kegiatan itu seakan hilang begitu saja. Maka kami sadar, andai tidak ada majalah paroki, komsos paroki bisa berperan dalam mendokumentasikan peristiwa2 Gereja Paroki dan menatanya dg baik karena didukung filing system yang memadai.



Katekese. Fokus ini secara khusus dikelola oleh Komsos KAS dg melakukan program2nya dlm siaran radio dan televisi. Untuk menjalankan ini perlu kerjasama yang baik antara Komsos KAS, Komsos Kevikepan, Komsos Paroki dengan seluruh Komisi KAS dan bidang2 yang ada di Paroki.



Salam Komsos KAS yang terus dikumandangkan sebagai penyemangat adalah: "sing adoh dadi caket, sing caket samsaya rumaket".


Komsos Paroki Katedral telah berupaya agar menjadi corong bagi aneka kegiatan Paroki, kelompok kategorial bahkan juga untuk kegiatan kevikepan. Tim kerja ini tidak hanya membatasi diri dengan majalah paroki BERKAT, namun telah memunculkan jejaring web, mengelola perpustakaan paroki dan juga kelompok sinema untuk pencerdasan iman umat agar menjadi penonton yang reflektif. Pada hari Sabtu – Minggu Hari Komsos kemarin, tim kerja ini melibatkan aneka paguyuban dan sekolah yang ada di lingkup paroki katedral untuk ambil bagian dalam menyemarakkan hari komsos. Anak-anak juga didekatkan dengan kegiatan Gereja dengan disediakan sarana flying fox yang membuat adrenalin dipacu. Anak-anak sangat antusias, sedangkan ortu yang justru sport jantung ketika menyaksikan anaknya dengan mantab meniti tambang dan ayunan. Digelar pula panggung untuk ajang kreasi dan pentas seni menampilkan kebolehan anak-anak muda di katedral.



Bagimana kita semua berkiprah dan menggunakan secara mdia dan dunia digital dengan tepat guna sebagai saran komunikasi yang handal, menjadi pertanggungjawaban kita. Aneka macam jejaring sosial bisa menjadi sarana untuk meneguhkan iman dan membagikan pengalaman releksi iman. Saya bisa menceriterakan kepada anda dan seluruh umat paroki Katedral apa yang saya kerjakan sebagai pastor paroki kalau hari Sabtu dan Minggu Komsos kemarin harus meninggalkan paroki dan teman-teman imam se rumah di pastoran Katedral mendukung saya dengan membagi tugas melayani umat dengan dua atau bahkan tiga kali misa. Kalau ada umat yang bertanya: “kog Romo gak keliatan sewaktu kita rame-rame di hari komsos? Baru datang ketika kami sudah usai acara dan mengemasi barang-barang kami?”. Tulisan saya ini menjadi jawaban atas kepergian saya, ambil bagian dalam perutusan Gereja KAS, menemani para Frater rekoleksi bulanan. Dan saya sangat terbantu dengan refleksi serta sharing OMK dan Pak Edy. Bahkan para Frater juga memberi apresiasi positif dengan model rekoleksi ini. Inilah kegunaan nyata dari jejaring dan media komunikasi di dalam Gereja. “Sembah Nuwun Gusti awit kasaenan Dalem ingkang mbanyu mili”.




Semarang, 30 Mei 2010


FX. Sukendar Wignyosumarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar