Senin, 14 Juni 2010

Gempita Tanggapan Tahun Imam di KAS & Usaha Pribadi – Bersama


para-imam_10_resize


Sharing pribadi dalam kesempatan Refleksi Imamat,


1-2 Juni 2010 di PSM



Pendalaman bahan mengenai Kesetiaan Kristus Kesetiaan Imam melalui Retret Imam dalam hidup sehari-hari. Bahan retret yang disajikan sangat bagus, alur renungan sangat jelas dan mudah diikuti. Lampiran bahan bacaan sangat bagus dan inspiratif khususnya The Holy Longing.


Pengantar di masing-masing kevikepan dan pembentukan kelompok sharing di masing-masing kevikepan maupun rayon berjalan bagus, sharing imam sangat meneguhkan, dipercaya menjadi sahabat dalam pergulatan hidup imamat, tidak malu menceriterakan kegagalan-kegagalan yang terjadi. Selalu ada pengalaman iman yang inspiratif untuk ditimba lebih dalam melalui sharing kelompok kecil (kendati jumlah kehadiran tidak selalu lengkap)



Buah penyadaran dan pembaruan dari permenungan pribadi maupun sebagai buah sharing:



1. Lebih serius menyediakan waktu harian untuk brevir dan meditasi, minimal 30 menit setiap hari



2. Mengintensifkan kunjungan keluarga dengan melibatkan unsur lingkungan dan pengurus DH sebagai bentuk reksa rohani bagi umat.



3. Lebih terbuka mencari daya upaya bagi kesejahteraan dan perhatian bagi umat. Hati tergerak oleh belaskasihan dan diwujudkan dalam penataan keuangan, gerakan kepedulian dan pemberdayaan hingga ke aksi-aksi yang dirancang sebagai kesadaran bagi pengurus Dewan Paroki.



4. Lebih tergerak mengajak tim Kerja PSE dan Panitia APP mewujudkan wajah sosial gereja dengan SOP yang jelas sehingga kehadiran Gereja menjadi lebih nyata.



Rekoleksi pembaruan Janji imamat bersama Rm Wim Van der Weiden, MSF dan Rm. Zahnweh, SJ di Bandungan 30-31 Maret 2010 merupakan saat yang dinantikan, karena memberi warna peneguhan dan kebersamaan sebagai imam se KAS. Satu nilai yang menghentak dari ungkapan bahan Rama Wim: Menjadi imam berarti seperti Nabi Musa yang bisa ‘menyetir Allah’ demi umat, berani berseru kepada Allah agar ‘menghentikan’ kemurkaan Allah untuk tidak menghukum umat. Peran imamat kita bagaimana sebagai pengantara doa dan rahmat bagi umat? Hal ini perlu terus menerus dicari makna dan perwujudannya.




Kerjasama dengan Dewan Paroki, IKHRAR, Komunitas lain sebagai buah retret:



1. Sharing imamat pada saat khotbah dan kunjungan ke lingkungan, mengingatkan keluarga-keluarga untuk mengajak anak-anak kunjungan ke seminari atau biara. Mengajak anak-anak misdinar ikut acara-acara panggilan khusus, ke GMKA, ke Seminari Tahun Orientasi Rohani Jangli, ke Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta. Mobil dipenuhi anak-anak Misdinar dan peminat panggilan sebagai sarana pengenalan panggilan.



2. Memaknai minggu panggilan dengan lebih terencana, yang dimotori oleh Tim Pemerhati Panggilan (sharing ortu panggilan dan Sr/Br serta ekspo panggilan atau live in)



3. Memberi perhatian pada orangua terpanggil melalui pertemuan berkala.



4. Meningkatkan keterlibatan umat dalam kontribusi bagi pendidikan seminari atau biara dengan memasang kotak dana bagi pendidikan seminari. Hasil dilaporkan setiap bulan kepada umat dan dana langsung disalurkan ke Seminari Mertoyudan, Seminari Sanjaya Jangli dan Seminari Tinggi Kentungan.



5. Mengundang keterlibatan lingkungan untuk peduli pendidikan seminari, mengajak anak-anak kunjungan ke seminari, mengingatkan dan mengajak anak-anak calon komuni pertama maupun calon Krisma untuk memberi pehatian dan doa bagi panggilan khusus.




Beberapa hal yang telah diupayakan:



1. Ambil bagian dalam kerja Tim Pemerhati Panggilan dan IKHRAR ikut mengemas dan mengisi acara promo panggilan, rekoleksi dan outbound PIR dan Misdinar di GMKA, Gladi Rohani Misdinar Katedral di Tuntang Rosa Misytica, Sarasehan dan misa Ortupang Rayon BAGUS di GMKA.



2. Berbagi inspirasi rohani bagaimana menjadi imam dalam kerjasama dengan umat, aktifis dan OKM dalam rekoleksi di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan 15 – 16 Mei 2010 (mengajak aktifis paroki Katedral dan OMK Sragen untuk berbagi cerita dan kisah keterlibatan di paroki)



3. Assesmen Seminari Tinggi sebagai kesempatan untuk pembenahan dan penataan ke depan.



4. Rekreasi bersama imam UNIO se Rayon Semarang ke Pangandaran dan Bandung setelah perayaan Paskah, saling kunjung ke komunitas pastoran saat ultah kelahiran ataupun imamat, memberi sapaan-sapaan persaudaraan melalui olah raga bersama.



5. Sapaan-sapaan pribadi lewat sms pada saat ultah atau moment tertentu atau berbagi bahan khotbah atau pendampingan melalui email



6. Doa makan bersama tiap pagi di pastoran (jam 7 atau 7.30) dengan doa Tahun Imam, sebagai peneguh bagi kesucian dan suburnya hidup imamat kita.




Kemungkinan terobosan sebagai gerak menyuburkan hidup imamat secara bersama:



1. Melanjutkan sharing imam secara berkala diawali dengan Doa Senakel sebagai salah satu cara memberi wujud pada kesucian imamat kita.



2. Rekoleksi imam dan pendalaman bahan-bahan untuk meneguhkan imamat dengan memperdalam lagi Spiritualitas Pelayanan dan Kepemimpinan Yesus Kristus sebagai pola utama.



3. Perwujudan ideal ‘Imam sebagai Garda terdepan dalam memperjuangkan dan mewujudkan keadilan serta keutuhan ciptaan” melalui gerakan nyata: hidup sederhana, ugahari, aneka dialog dan kerjasama lintas iman dan paguyuban.



Semarang, 1 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar