Jumat, 07 Oktober 2011

Pesta Pelindung Paroki Katedral, Oktober 2011: ‘BERBAGI BERKAT MENOPANG KEHIDUPAN’

hutBerbagi Berkat Menopang Kehidupan menjadi tema HUT paroki ke 83 dan pesta nama pelindung Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci. Mengapa tema itu dipilih? Kita telusuri jejak perjalanan dinamika umat paroki Katedral dan rmusan Visi-Misi serta rangkaian upaya pengurus DP dalam mengembangkan pelayanan.

Visi:    (Menjadi Gereja Katedral  yang Terbuka, Murah Hati dan Peka Jaman)

Gereja Katedral Randusari, dibawah perlindungan Santa Bunda Maria dari Rosario Suci, berupaya menghadirkan diri sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus yang terbuka untuk mewujudkan hadirnya Kerajaan Allah, dan sekaligus sebagai Mater et Caput (Bunda dan Kepala) yang murah hati dan peka jaman.

Balon Udara HUT ke-83 Katedral untuk Pujiono

balonUltah Paroki katedral ke 83 dan pesta pelindung paroki, Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci dirangkai dalam aneka kegiatan. Donor darah lintas agama digelar pada hari Minggu, 2 Oktober 2011 mulai pukul 08.00 hingga 15.30. Prediksi 500 orang memang tidak tercapai, namun tanggapan umat dan masyarakat sangat menggembirakan. Ada 300an orang yang mendaftar, namun yang bisa diambil darahnya 180an orang.

Senin, 20 Juni 2011

Konsientasi ARDAS KAS 2011-2015 Katedral Semarang

Menemukan cara untuk konsientisasi ARDAS KAS 2011-2015 di Paroki Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Semarang

(Sebuah bahan lontaran untuk dipikirkan dan ditindaklanjuti)





katedral Semarang


Senin, 24 Januari 2011

Duc In Altum

vikep-kendar-2Menggereja di KAS mulai tanggal 7 Januari 2011 disemangati oleh motto pelayanan Mgr. J. Pujasumarta sebagai Uskup baru KAS "Duc In Altum" yaitu "Bertolak ke Tempat Yang Dalam".

Bersama Mgr Puja, kita mengupayakan hidup menggereja yang semakin significan dan relevan. Melayani dan bekerjasama dengan Bapa Uskup dan para Romo Kuria, kita berpikir dan melayani Gereja KAS supaya segera bisa bertolak ke tempat yang dalam. Saling mendoakan dan meneguhkan. Berkah Dalem.

Kendar

Kamis, 23 Desember 2010

NATAL: Peneguh Keterlibatan dan Keberpihakan

pohon


Perayaan Natal 2010 kita rayakan dalam nuansa keberpihakan dan kepedulian yang nyata bagi masyarakat sekitar. Erupsi Merapi yang disusul oleh Gunung Bromo, banjir yang terjadi dimana-mana, serta gonjang-ganjing Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penetapan atau pemilihan Gubernur -Wakil Gubernur menjadi menu sehari-hari yang aktual. Dalam nuansa pengharapan kendati risau dengan pelbagai praktek kehidupan yang tidak sejalan dengan damba hati terdalam, sepantasnya kita mengembangkan dialog yang lebih terbuka dan saling memahami.


Ada begitu banyak alasan bagi kita umat Paroki Katedral untuk bersyukur dan membangun pengharapan. Kegembiraan dan syukur karena Bapa Suci Benedictus XVI menganugerah­kan kepada kita umat Allah KAS gembala utama, Mgr. Johannes Maria Pujasumarta. Gembala utama yang akan meneguhkan kita dalam peziarahan selepas 70 tahun peringatan ultah KAS dan syukur atas habitus baru dengan berakhirnya ARDAS 2006-2010.


Pesan Natal KWI-PGI menggemakan keterlibatan kita sebagai warga Gereja dan masyarakat. Tema Natal "Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia" (Bdk. Yoh. 1:9), menempatkan hidup yang penuh keberanian dan tanggungjawab. "..... memantabkan penghayatan keberimanan kristiani terutama secara lahiriah sambil menghindarkan praktik-praktik ibadat keagamaan secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetapkan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi. Relasi yang makin akrab mendalam dan personal dalam menghayati kerohanian kekatolikan, akan menjadi tuntunan hati mewujudkan keterlibatan dan keberpihakan yang nyata. Bergerak dan solider bukan karena intruksi, namun meluap dari hati terdalam karena imaph rahmat Tuhan yang nyata.


Selasa, 16 November 2010

Tertata, Disiplin, dan Penuh Persaudaraan Sidangnya Para Waligereja Indonesia

perayaan-ekaristi-sagki2010

8 - 12 Nopember 2010



Memasuki kompleks kantor KWI terus masuk ke ruang Sidang KWI, rasa hati 'deg-degan'. Untuk pertama kalinya ikut sidangnya para Bapa Uskup se Indonesia, dengan nama masing-masing dan ruang sidang yang tertata rapi dan semarak. Para Bapa Uskup telah menggunakan jubah prelat lengkap dengan soli deo, satu persatu sudah memasuki Ruang sidang. Ada juga yang masih berpakain sehari-hari lalu mencari tempat ganti di salah satu sudut ruangan. Selain para Bapa Uskup dari 37 keuskupan di Indonesia (kecuali KAS dengan Administrator Diosesan dan Banjarmasin diwakili oleh Vikjend), Unio Indonesia diwakili 2 orang, Ketua UNINDO Rm. Ferry Sutrisna W dan saya, Koptari diwakili 2 orang Suster dan undangan dari Bimas Katolik, PGI dan Nuntius. Para Bapa Uskup disertai oleh kelengkapan kerja sekretariat Jendral dan sekretaris komisi-komisi serta lembaga pendukung.  Sambutan-sambutan dari Ketua KWI, dari PGI dan PLT Dirjend Bimas Katolik serta Nuntius Mgr. Leopoldo Girelli memberi peneguhan mengenai kerjasama yang terus diupayakan padu sebagai sebuah organisasi keagamaan yang dipercaya mendampingi umat beriman Katolik se Indonesia. Suasana segar penuh persaudaraan memecah kebekuan dan rasa deg-degan. Sapaan perhatian dari Ketua KWI mengenai peranan dan penghargaan bagi Unio Indonesia, menjadi peneguh bagi persaudaraan imami yang kita upayakan di masing-masing keuskupan.

Sebagai Wakil Unio Indonesia di arena SAGKI 2010

kendar

SAGKI 2010 diikuti oleh aktifis pengurus Dewan Paroki, Komisi dan praktisi, namun juga oleh orang-orang biasa yang punya hati kendati merasa tidak pandai. Aura yang terasa dan menggerakkan hati untuk mendengarkan karena peserta dibawa masuk ke dalam pengalaman batin serta perjuangan kehidupan yang dihargai oleh peserta sidang dalam forum pertemuan kelompok, pleno, maupun juga pada saat ekspresi budaya. Bahkan tidur yang berdesakan di kamar kecil dengan 2 bed susun bersama peserta yang diacak asal keuskupannya, membuat para peserta mudah akrab dan sehati.Para peserta dipermudah untuk berbagi cerita karena sejak dari tempat asal sudah dipersipkan melalui pilihan narasi yang ingin dibuat. Masing-masing orang sudah tahu untuk apa dia datang ke SAGKI 2010 di Caringin Bogor. Pengarahan dari Panitia SAGKI agar masing-masing peserta sudah mempersiapkan narasi, mempermudah masing-masing orang untuk terlibat, bercerita dan merasakan bahwa 'aku punya pengalaman dalam hal kebudayaan, pergaulan dengan mereka yang berkayinan berbeda dan juga dengan sesama yang terpinggirkan atau miskin'.