- Terobosan memaknai nilai-nilai Kekatolikan -
Akhir-akhir ini hati saya diusik oleh pelbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat. Pelbagai konsultasi di ruang tamu maupun dalam perjumpaan dengan umat juga teman muda, menunjukkan ‘sakitnya’ beberapa keluarga kita. Sakitnya keluarga ini ditandai dengan minimnya komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, serta hangatnya relasi suami istri juga dengan mertua yang jauh dari harapan. Persoalan ekonomi tentu juga tak terelakkan. Tulisan ini keluar dari permenungan hati saya, sambil membaca pengalaman beberapa orang atau keluarga yang mencari cara untuk menghangatkan situasi keluarga dan menampakkan kekatolikan yang nyata.
PENANAMAN NILAI-NILAI KEKATOLIKAN
DI DALAM KELUARGA KATOLIK DALAM BASIS KELOMPOK/LINGKUNGAN
Pemikiran Terobosan | Indikasi Keberhasilan |
Saat bangun pagi
Masing-masing setelah bangun, melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian tugas yang jelas. Selalu ada sapaan kasih diantara keluarga dengan mengucapkan : “Berkah Dalem, Gusti mberkahi …….. (Bapak, Ibu, Adik atau Kakak, atau sebut nama mesra masing-masing anggota keluarga). Sapaan hangat juga untuk Kakek Nenek yang serumah.
|
Berhasil 3 kali dalam satu minggu
Berhasil setiap hari |
Doa pagi atau Misa Harian
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa dibuat sebagai keluarga untuk memaknai kegiatan pagi hari yang bermakna: 1. Ada kebiasaan untuk doa pagi pribadi setelah bangun tidur 2. Doa Malekat Tuhan atau Ratu Sorga pada jam 05.30 pagi untuk menyadari perlindungan (Malaekat) Tuhan bagi kita 3. Ada kebiasaan mendengarkan renungan radio dari METTA FM (program New Day) atau SAS FM (Acara Sangkristi) pada jam 05.00 hingga 06.00 4. Ada kebiasaan untuk misa pagi 5. Ada kebiasaan untuk membaca Kitab Suci sebagai bekal harian |
Doa pagi harian.. Baca Kitab Suci harian ……
Mendengarkan siaran rohani……..
Misa harian |
Saat sarapan atau akan pergi sekolah/bekerja dan aktifitas rutin harian
Beberapa hal yang bisa dibuat: - Ada jam yang ditentukan untuk sarapan, misalnya jam 06.00 - Ortu memberikan berkat di dahi sebelum anak berangkat ke sekolah - Doa singkat ketika akan mulai mengendarai kendaraan: “Tuhanlah pertolonganku”, atau “Jagalah kami dan semua pengguna kendaraan”. - Pk. 09.30 pada hari Sabtu, kesempatan mendengarkan siaran atau mimbar agama Katolik di Radio Publik Lokal, Kabupaten Sragen (dulu RSPD), gelombang 94.7 FM; |
dua kali seminggu sempat makan pagi bersama
Anak/ortu selalu pamit ketika akan pergi
|
Saat jeda kerja atau istirahat sekolah kerja
Jam 12.00 Berdoa Malekat Tuhan atau Ratu Sorga (pada masa Paskah), untuk menyadari pernyertaan (Malaekat) Tuhan selama setengah hari ini. |
|
Santap siang
Doa makan bersama di rumah Tetap Doa makan ketika makan di warung atau kantin sekolah/kantor | Selalu bersyukur atas anugerah yang diterima |
Sore hingga malam Pulang kerja: - Istirahat siang (leyeh-leyeh atau tidur siang secukupnya) - Berkebun: menyiram tanaman atau memperbaiki tanaman/pot - Mengurus ternak atau binatang kesayangan keluarga - Membaca koran - Kegiatan lain yang menjadi kebiasaan pribadi atau keluarga
Setelah jam 15.00 - Ramai-ramai (bersama-sama) membantu ibu memasak di dapur - Ikut Misa lapanan di lingkungan - Kegiatan lingkungan (doa, arisan, latihan koor, rapat lingkungan/wil sesuai kebiasaan lingkungan/wil)
Setelah jam 18.00 - Waktu hening keluarga (30 atau 60 menit tanpa alat elektronik dan atau televisi) untuk belajar bagi anak-anak, atau jam membaca Kitab Suci bagi keluarga, ortu mempersiapkan tugas pekerjaan untuk esok hari - Santap malam bersama 30 menit dan saat untuk berbagi perasaan selama hari ini di dalam kebersamaan keluarga, saat untuk menulis Historia Domus ditutup dengan doa malam - Acara pribadi lainnya di dalam keluarga - Mengikuti Misa lingkungan lapanan - Mengikuti acara lingkungan: doa bersama, latihan koor, arisan, rapat Lingkungan/Wil atau DP - Mengikuti acara RT atau RW, bisa juga aktif dalam kegiatan kampung/ kemasyarakatan
Setelah jam 20.00 - Acara di rumah untuk menikmati kebersamaan di keluarga - Menulis buku harian atau refleksi pribadi - Menulis Historia Domus bagi keluarga - Doa malam bersama keluarga atau Completorium |
Menulis buku harian keluarga
Berkebun seminggu satu kali atau tiap sore hari
Memelihara binatang
Terlibat dalam kegiatan lingkungan
Terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, ada jadwal kegiatan yang diikuti
Satu minggu 2 kali menulis buku harian keluarga |
Hal-hal rohani yang dibiasakan dalam keluarga - Doa Pagi pribadi dan doa malam sebelum tidur - Doa malaekat Tuhan pada jam-jam tertentu, 06.00, 12.00 dan 18.00 untuk mengenangkan penyertaan Tuhan. - Ikut Misa harian di Gereja - Membiasakan ikut Misa Minggu dengan persiapan yang cukup, misalnya membaca Kitab Suci, doa pribadi, puasa ekaristi satu jam sebelum misa. - Membiasakan diri ikut Misa Jumat I di Gereja - Membiasakan ikut Adorasi Ekaristi pada Jumat I di Gereja (meluangkan waktu minimal satu jam untuk berdoa d hadapan Sakramen Mahakudus) - Mengenal doa liturgi Gereja dengan Ibadat harian yakni Ibadat Pagi, Ibadat Sore dan Ibadat Malam/Completorium - Saling mengingatkan untuk menerima Sakramen Tobat - Membiasakan baca Kitab suci: berdasarkan kalender Gereja (misalnya melalui Buku Inspirasi Batin) dengan renungannya, atau membaca Kitab Suci secara berurutan dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu. - Belajar membuat doa spontan berdasarkan teks Kitab Suci atau berdasarkan situasi aktual yang dihadapi - Kebiasaan untuk ikut latihan koor di lingkungan |
Ikut misa harian satu minggu dua kali |
Keaktifan di dalam organisasi atau paguyuban yang ada di Gereja
Untuk anak-anak dan Remaja, kegiatan yang bisa diikuti: - Sekolah Minggu - PIA (Pendampingan Iman Anak) - PIR (Pendampingan Iman Remaja); Putra Altar
Untuk Kaum Muda: - Mudika Lingkungan dan Mudika Paroki - FKPK (Forum Komunikasi Pelajar Katolik) - PMKK (Paguyuban Muda Karya Katolik) atau KKMK - Paguyuban lain berdasarkan minat misalnya kelompok koor, kelompok seni, teater, pencinta alam, tani lestari atau organik
Untuk kelompok kerohanian/ketrampilan pada umumnya: - Legio Mariae - Kharismatik Katolik - Komunitas Tri Tunggal Mahakudus (KTM) - Koor Mudika atau Koor kelompok khusus - Lektor Paroki - Kelompok Pendalaman Kitab Suci, Kelompok Doa Meditatif Taize
Organisasi Sosial Kemasyarakatan berlandaskan iman Katolik - PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) - Pemuda Katolik - WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia - FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) - ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) |
Kakak atau orang tua rela mengantar anak untuk PIA |
Upaya-upaya untuk menjaga Keutuhan Hidup Keluarga dan kesetiaan iman serta perkawinan
Kegiatan kerohanian: - Setiap malam suami istri berdoa bersama dengan saling berpegangan tangan - Setiap hari cari alasan untuk saling memuji sebagai suami istri - Sapaan hangat dan menanyakan perasasaan anak-anak - Selalu mengucap terimakasih kepada Bapak Ibu yang telah bekerja dan mencukupi kebutuhan harian bagi keluarga - Doa bersama dalam Merayakan Ultah perkawinan bapak ibu setiap tahun dengan membaharui janji kesetiaan perkawinan - Doa bersama ketika ultah anggota keluarga atau anak-anak - Cerita mengenai cita-cita masa depan serta kemungkinan untuk menjadi imam, bruder atau suster bagi anak-anak - Saling memberi kado pada hari Raya Natal - paskah
Kegiatan keakrapan/rekreatif dan membina kekerabatan - Makan bersama di luar atau jajan bersama seluruh keluarga - Acara tahunan untuk rekreasi bersama - Kesempatan berkunjung ke rumah kakek nenek/saudara dekat - Menghadiri acara atau undangan perhelatan keluarga - Bersama-sama bermain ke sawah atau sungai atau hutan untuk mengenal alam dan olah raga keluarga - Olah raga keluarga: jalan-jalan pagi/sore, badminton, pingpong |
|
Olah rohani dan kesalehan
Menentukan saat-saat khusus untuk berpantang/puasa di dalam keluarga, atau perayaan khusus, misalnya - Satu minggu satu kali makan malam tanpa lauk daging atau ikan - Pada hari Ultah perkawinan Orangtua, makan malam bersama disertai dengan doa keluarga. Atau malah membuat nasi bungkus 10 buah untuk dibagikan kepada tukang becak ……. dll - Puasa/pantang keluarga selama 40 hari, tidak makan malam selama 40 hari, tidak ada uang jajan, hari Jumat hanya makan siang yang menggunakan lauk, dll. - Membiasakan anak-anak untuk kolekte ketika misa di Gereja/ ling - Seluruh keluarga tahu amplop persembahan yang dikumpulkan setiap bulan untuk persembahan Gereja |
|
Bagaimana kita mensikapi iklan/informasi tanpa menjadi takut dan picik, namun juga ada kesadaran untuk mengedepankan nilai-nilai kehidupan berlandaskan iman Katolik yang juga secara sengaja kita ciptakan, karena, MENJADI KATOLIK DAN BERTAHAN DI DALAMNYA MERUPAKAN KEHARUSAN BAGIKU. Saya berani menawarkan gagasan/terobosan diatas sebagai satu kemungkinan untuk menjadi cita-cita ideal mewujudkan cita-cita “menjadi murid-murid Yesus yang setia”.***
keindahan itu akan membahagiakan sekali buat saya pribadi dalam menjalani hidup ini dengan sukacita.
BalasHapussy yg dlu non katolik n dgn crita panjang mngenal penyelamat ini sbagai nafas hidup harapan dalam kasih yg sempurna.
Romo ijinkan saya untuk sedkit ber cerita:
saya dulu non katolik n bebearakali dengan kenakalan anak mengganggu bila ada sembahyangan/ibadat sabda karena itu kmpulan org kafir dan sy berharap dpat pahala. suatu ketika kesiangan berangkat sekolah karena hujan begitu deras di desa terpencil tanah kelahiran saya, romo jarak rumah ke sekolah 5km sy tempuh dg sepeda kayuh. ketika di bertemunya jalan kampung yg becek dengan jalan beraspal. saya menemukan buku kecil berwarna ungu berstempel the gideon jl. kh agus salim...malang, dengan grogi dan tidak nyaman sekali karena itu kitab orang eleluya(sebutan tuk org nsrani. aku buka pertama kali ketemu pada mulanya adalah firman, firman itu bersama2 dengan Allah dan firman itu adalah Allah.(skrg aq tahu yoh. 1:1) yg selaman non sy sllu dpt kekerasan bila bertanya yg menciptakan Tuhan itu siapa setiap kali guru agama saya ketika di SD menerangkan bahwa Tuhan maha pencipta yang esa. ni membuat hidup tidak nyaman antara rasa senang dan takut, sya masuk smpk st albertus betapa kaget sekali karena guru bahasa daerah saya kayak (maaf)monyet krena bulu lebat n bekas penjajah, orang tersebut datang menghampiri saya dan memperkenalkan diri sebagai monyet yg berkarya sebagai pastur paroki dg nama H Dammer, O,Carm(skrg alm)trnyata org belanda dengan fasih kromo inggilnya, setiap kali berpampasan di sekolah(smp) beliau selalu toel saya dengan senyuman yg khas(maf sya menangis ni mengenangnya)simpatik saya ikut krida setiap hari jumat karen yg lain jumatan, lama2 menemukan kasih yg selama ini aq cari (dari sosok seorang Rm H Dammer, O.carm, bkan apa yg diajarkan). smp klas 3 sy dibaptis keluarga tidak ada yg tahu, lulus kelas 3 berencana skolah lagi tp dimana dan biayanya apa...maka dg bantuan informasi dari tetangga ada sekolah dengan ikatan dinas di malang maka org2 kampung tahu saya mau sekolah ke kota, ketika saya lagi bermain mobil2an dari kayu dihampiri orang terkaya dan paling di takuti dikampung saya kala itu jg aparat kantor desa. dengan sepeda mtor honda CG(bukan CB) melindas mobilanku serta menjundu/njulegke sirah(jawa red)ia berkata " kowe arep sekolah nyang kutho? wongtuamu mlarat iyo lek anakku pantes!, la opo iso wong utekmu landep ikiku(sambil menunjuk lututnya)smua aku critakan ke emak/ibu dan menangis tersedu akupun belum tahu kenapa dan arti kata orang tersebut tadi. saya jadi kuli paruh hari n siangnya sekolah di spgak karena mau ke sminari sprti yg lain saya tidak banyak tau karena bsic non tadi. lulus sy mendapat kesempatan mengajar agama di sekolah bonafide di malang, ketika menikah satu kantor saya harus mengundurkan diri dan cari tempat kerja lain namun persaingan tidak sehat sering sakit tapi tidak pernah bisa ditemukan oleh dokter secara medis, sya di bantu oleh rm kristanto(sie liturgi keuskupan semarang yg bertugas di malang skrg). sjujurnya saya seneng bekerja sebagai pewarta namun sekarang resend karena sikon tersebut. luka batin dari pengalaman itu tiada tara dan sangat berharga buat saya dlam perjalanan hidup ini. keputus asaan juga rasa takut ada disetiap harinya.
romo;
1. bagaimana supaya bisa mengalami kasih Tuhan
2. ingin mengalami iman seperti ketika smp
3. saya ingin sembuh dari rasa kecewa dan sakit hati ini
4. saya ingin hidup penuh suka cita
5. banyak cara aku mencoba gagal semua
terimakasih romo
Apa yang romo tulis teruslah selalu disosialisasikan di lingkungan or krlompok2 umat, kami dukung kesadaran untuk doa keluarga dan berucap syukur pada Tuhan, berkah Dalem
BalasHapus