Catatan umum:
1. Kita tidak memulai dari nol, sudah ada bahkan banyak hal yang baik yang sudah kita buat
2. Kesadaran pokok yang ada: Penguatan lingkungan, bukan pemekaran kendati ada usaha ke arah pemekaran
3. Kegiatan anak dan remaja umumnya masih menjadi obyek atau yang diobyekkan.
4. Roh Yubelium bagaimana digemakan lagi (apa yang sudah ada dan bisa ditekankan lagi), misalnya Gerakan jam belajar anak pukul 18.00 – 21.00 (bagaimana dimaknai dengan keaktifan anak-anak pada jaman ini dengan pelbagai kesibukan les dst?), acara wedangan. Baca lagi buku kenangan Yubileum dan Angupados Toya.
5. Muara akhir pemberdayaan atau penguatan lingkungan itu apa maknanya ? (Perlu tehnik tertentu dan dicari usaha nyata untuk menyemangati umat lingkungan, perlu memaknai keterlibatan)
NO | GAGASAN DASAR | YANG SUDAH BERJALAN DENGAN BAIK DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN |
A | WILAYAH . Wilayah akan berperan sebagai apa ? Fungsi koordinatif atau penentu kegiatan ? Bagaimana kerjasama dengan Tim kerja dalam DP ? |
Sharing pengalaman selama ini bagaimana TK. PIA – PIR serta REKAT atau Remaja Seven Habit serta Kaum Muda/Mudika Paroki berperan ? |
B | LINGKUNGAN |
|
1 | Mengenal Sejarah pembentukan Kring atau Lingkungan: Buku INDONESIANISASI dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia karangan Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap halaman 353 menulis demikian: “Di Keuskupan Agung Semarang sudah sebelum Perang Dunia II dimulai dengan pembagian umat beriman dalam yang disebut “kring”. Sistem Kring itu terdapat di paroki-paroki Wedi-Klaten, Ganjuran, dan Bintaran. Sistem itu berkembang terutama di bawah pimpinan imam-imam Jawa yang pertama, yakni Hardjosuwondo dan Soegijopranoto, yang pada tahun 1940 menjadi uskup pertama di Semarang. Tiap kring terdiri dari sekitar 20 – 30 keluarga katolik, dipimpin oleh seorang pamong, orang sederhana, berkeluarga, dan bertanggungjawab. Ia mengetahui segala yang terjadi dalam kringnya, apa yang diperlukan anggota-anggotanya. Ia membimbing mereka dalam menghadapi keprihatinan serta kebutuhan manusiawi mereka. Ia gembala yang sejati dalam jemaat kecil itu, yang hidup di tengah kelompok besar orang-orang Jawa yang Muslim atau berlatar belakang keagamaan Jawa. Tiap-tiap bulan para pamong bertemu untuk berunding bersama dan membahas perkara-perkara paroki. Dalam kringnya sendiri pamong memimpin ibadat-ibadat dan memberi pelajaran kepada para magang baptis. Sesudah perang, sistem tetap masih dikembangkan dan dijadikan struktural. Sudah pada tahun 1961 para pastor di KAS menerima konsep Dewan Paroki. Pengembangan sistematis sistem kring itu dari tahun ke tahun menemukan kebulatannya yang formal dalam “Pedoman bagi Dewan-Dewan Paroki, yang diterbitkan pada bulan Agustrus 1980, …. Kemudian diperhaharui dalam PDDP tahun 2004. …. Jadi sistem kring khas Jawa dalam pengembangan paroki itu bukan hasil visi gereja yang diubah berkat Konsili Vatikan II, tetapi sejak sebelum perang sudah menemukan akarnya dalam kebudayaan Jawa.” (Catatan dari C.A.W. Rommens, Menuju Gereja Lain: Kesaksian-kesaksian dari Gereja di Dunia Ketiga). | Tugas-tugas yang senyatanya dilaksanakan oleh Ketua Lingkungan, juga Pengurus Lingkungan: - Hal-hal administratif (aneka surat pengantar, undangan dan pendataan) - Misa Lingkungan serta doa dan devosi lainnya (ujub maupun kegiatan rutin serta momen Gerejawi) - Menanggapi kegiatan Wilayah atau Paroki - Sosial ekonomi untuk warga Katolik - Sosial kemasyarakatan untuk warga sekitar - Apakah Kegiatan Lingkungan hanya terfokus untuk memberi perhatian kepada warga Katolik saja ? Bagaimana akan dikembangkan lebih lanjut ? (Paguyuban Lingkungan hal 15): Strategi baru dalam reksa pastoral: “Alangkah baiknya, kalau dalam setiap wilayah pemukiman, terdapat ‘seorang pribumi yang bersemangat’, yang dapat mengumpulkan orang-orang Katolik, supaya orang Katolik tidak ‘berkedudukan’ di di luar lingkungan hidup mereka (berkumpul pada hari Minggu di gedung Gereja), melainkan supaya orang Katolik tinggal di tengah-tengah masyarakat, sebagai orang beriman menjadi satu dengan hidup sosial. Lingkungan bukan sekedar sebagai sistem administrasi paroki, melainkan sebagai sarana keterlibatan sosial, dengan maksud supaya iman kristiani benar-benar berakar dalam bumi dan masyarakat Indonesia. - Lain-lain ……. |
2 | Peran pokok yang dijalankan Pengurus Lingk. a. Mekanisme rapat rutin serta aneka pelaporan (misal: rencana kerja dan evaluasi, laporan tahunan ke Paroki, inventarisasi, statistik) (Apakah bisa pendataan ini dengan CD hingga meringankan kerja lingkungan dan efektif) b. Reksa pastoral dan rohani yang dijalankan di lingkungan: doa, kunjungan org sakit dll. c. Kekhasan Lingkungan dengan sejarah pembentukannya d. Tim Kerja yang diharapkan ada di Lingkungan dan bagaimana perannya ?: Ø TK. Liturgi – Prodiakon Ø TK. Katekese/Pewartaan Ø TK. Pendampingan Keluarga Ø TK. PSE Ø TK. Kepemudaan e. Gelar “HANGABEHI”: dinikmati atau karena terdesak keadaan/tak ada lainnya? |
Apa yang bisa dipelajari dari Buku Refleksi Sejarah pembentukan paroki Sragen (melalui lingkungan) “ANGUPADOS TOYA” ?
Bagaimana cara membuat Program kerja lingkungan ? Buku Proker DP yang bagus itu dibagaimana di lingkungan? Diapakan?
Apakah ada pendamping anak-remaja di lingkungan? Program kerjanya apa ? |
3 | Berpastoral dengan data: data berdasarkan statistik atau situasi aktual berperan apa bagi kegiatan lingkungan: Ø Data Keluarga: KK Katolik, KK Campur Kristiani, KK Campur Islam, Janda/Duda Ø Data jenis Pekerjaan Ø Data Pengangguran, tindaklanjut dengan PSE Paroki atau jejaring yang lain ? Ø Data anak dan remaja, Mudika atau usia kerja (Pengecekan Baptis, Komuni I, Krisma) Ø Data Kehadiran/keterlibatan umat dalam pelbagai kegiatan melalui presensi Ø Data kematian Ø Data perkawinan di luar Gereja Katolik atau pindah agama lain Ø Data dan prosedur warga Katolik yang pindah ke lingkungan atau paroki lain ? | Jumlah KK secara nyata berapa? Jumlah warga Katolik di lingkungan ?
PPDP menentukan satu lingkungan terdiri dari 10 – 40 KK, apa artinya?
Untuk lingkungan yang lebih dari 45 bahkan di atas 50/60 KK bagaimana dipikirkan pemekarannya ? Sudah ada langkah-langkah nyata apa ? Kendala yang dihadapi ? Bagaimana dipecahkan kesulitan yang ada ?
|
4 | Kesadaran untuk mengupayakan kegiatan Ekumene dengan mereka yang beragama Kristen atau bekerjasama dengan siapapun yang berkehendak baik, apa yang telah/bisa diupayakan ? Kendala dan bahaya yang sudah terjadi dan layak diperhitungkan untuk kegiatan berikut apa? |
|
5 | Membangun kesadaran bagi umat untuk menjaga keutuhan ciptaan, gerakan yang dibuat antara lain: Penanaman pohon (2 Sept), membuat sumur resapan atau bak penampungan air hujan, pemilahan sampah untuk menjadi pupuk organik. Masih harus terus disosialisakan hingga menjadi habitus. Kerjasama dengan pemerintah atau instansi lain dan masyarakat sekitar, bgm diupayakan ?
| Gerakan APP 2008 menyadarkan kita semua untuk bersama anak-remaja menjaga keutuhan ciptaan. Gerakan apa yang telah dibuat? Bagaimana dengan gerakan membuat lobang resapan biopori atau buat “jugangan” ? Berapa bor dimililiki, berapa lobang sudah dibuat, dampak yang terasa secara langsung, nilai kesaksian bagi warga masyarakat sekitar ? |
6 | Perhatian pada anak dan remaja serta kaum muda: a. Apa saja yang telah dibuat b. Bagaimana keterlibatan keluarga dalam mengajak anak-remaja dalam berkegiatan c. Bagaimana tanggapan anak dan remaja sendiri ? | Bagaimana dengan Fokus pastoral tahun 2008 sebagai Tahun Anak dan Remaja terlibat untuk pengembangan umat ?
Bagaimana kesiapan tahun 2009 sebagai tahun Kaum Muda ?
|
Apa yang baru dan yang akan ditonjolkan lebih lanjut mengenai lingkungan sebagai basis kegiatan? Apa yang paling mendesak dilakukan di lingkungan berdasarkan data dan situasi aktual di masing-masing lingkungan?
(Cek apa yang telah ditindaklanjuti lingkungan dengan pelbagai kegiatan yang sudah dibuat misal untuk pendampingan calon krisma, outbound komuni pertama, dll)
Rekoleksi yang pernah kita buat pada saat pesta emas? Bagaimana dengan website Paroki Sragen? Model pendalaman dan pengolahan bahan, bagaimana ?
Penataan lagi fungsi lingkungan sebagai Paguyuban (intern) atau lingkungan sebagai tata organisasi (keluar).
Berdasarkan data umat: apakah umat kita cenderung habis/menurun atau masih terbuka untuk mewartakan Injil Keselamatan?
Bagaimana fungsi kemasyarakatan menjadi nyata ?
Perhatikan tiga macam dialog yang direkomendasikan sebagai cara menggereja di ASIA:
1. Dialog dengan aneka budaya (Tayub ???, Campur Sari, mendem/ njoged???)
2. Dialog dengan aneka agama dan kepercayaan (pintu masuk lewat apa? Peristiwa kematian, peristiwa sakit, …… pernikahan dst …..). Gunakan bahasa tubuh dan perilaku (gunakan kesempatan untuk Dialog Karya). Ada kelompok orang yang sangat fanatik dan sempit (secara bersama) namun ketika relasi pribadi sebetulnya sangat bagus dan toleran.
3. Dialog dengan aneka kemiskinan (PSE, 25 % APP, 10 % kolekte dan amplop persembahan, PP Asih Putra, Kotak Kemanusiaan).
Langkah kerja berikut untuk kunjungan ke lingkungan ???
Pembentukan Tim Pengembangan/penguatan Lingkungan untuk keterlibatan Anak – Remaja, bagaimana dibuat ?
Siapa timnya ? DH, TK. PIA dan PIR, Mudika, FKPK, Rekat (priorits yang sudah ikut menjadi tim pemberi rekoleksi lingkungan).
Kesempatan yang ada:
1. Gunakan kesempatan misa lingkungan lapanan, ramuan acara: satu jam pertama untuk dialog dan pengembangan wacana, lalu setengah jam berikut liturgi ekaristi.
2. Jadwal khusus seperti model kemasan rekoleksi keluarga pada Tahun Yobel
3. Gunakan kesempatan pertemuan Wilayah
Siapa yang dihadirkan untuk acara ini? (sekaligus untuk pengecekan festival keluarga dan administrasi lingkungan)
1. Paguyuban anak dan remaja
2. Orangtua anak-remaja
3. Pendamping anak-remaja
4. Pengurus lengkap Lingkungan
Pintu masuk/sarana/kesempatan yang bisa digunakan:
1. Misa Lingkungan tematis
2. Misa mingguan tematis
3. Pertemuan aneka kelompok/paguyuban Lektor, Prodiakon, katekis, misdinar, PIA-PIR, Rekat, Mudika, PMKK, Woro Semedi,
4. Rekoleksi khusus ortu yang punya anak – remaja di wilayah atau paroki
Buku pegangan pokok:
1. Paguyuban Lingkungan
2. KDPL
3. Nota Pastoral anak dan remaja (2008)
4. Angupados Toya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar