Minggu, 16 November 2008

Merayakan Tahun Yubileum 2007 Di Paroki St. Perawan Maria Di Fatima Sragen

Di tempat tinggal kita, kata “Yubi­leum” bukan kata yang sangat akrab kita gunakan. Bahkan sebagai se­buah tradisi dan perayaan pun kita tidak punya pesta-pesta atau ritual-ritual rakyat yang sepadan untuk Yubileum. Kita perlu memahami bagaimana tradisi yang berasal dari bangsa Israel itu berlaku dan ber­pengaruh dalam kehidupan sosial mereka.

 

Secara gamblang, kita dapat mem­peroleh tata aturan Tahun Sabat dan Tahun Yobel dari Kitab Imamat 25:1-22. Teks ini menyebutkan dua masa yang ditetapkan untuk bangsa Israel sebagai Tahun Sabat dan Tahun Yobel.

Peraturan tentang Tahun Sabat pertama-tama dimaksudkan untuk menun­juk­­kan bahwa Allah yang mempunyai hak milik atas Tanah Suci. Artinya, tanah pun harus menepati hukum sabat. Secara ilmu per­tanian, dapat juga diartikan sebagai kese­pakatan bersama untuk menentukan masa istirahat tanah. Tahun sabat ini juga menjadi saat dimana hak milik bersama lebih diutamakan daripada hak milik pribadi, sebuah sosialisme sederhana yang ditata dalam masyarakat Israel. Pada Ul 15: 1-11, peraturan tahun sabat bahkan ditambahkan peraturan penghapusan hu­tang. Selain itu ada pula kewajiban pem­bebasan budak berbangsa Ibrani pada tahun ke tujuh “kontraknya”, meskipun tidak ada kaitannya dengan Tahun Sabat.

Rupanya hukum kepemilikan bersama yang dipraktekkan pada tahun sabat cukup berat untuk dilaksanakan, bahkan cenderung tidak ditepati, Yer 34: 8-16. untuk mem­peringan praktek pera­turan itu, ditetapkanlah tahun Yobel ini sehingga jangka waktu bukan lagi tujuh tahun tetapi lima puluh tahun sekali. Namun demikian rupanya peraturan yang berlatar belakang sangat baik ini tidak mudah dipraktekkan, maka hampir tidak pernah ditepati bersama.

Sebagai sebuah ilmu tata negara, konsep tahun Yobel ini memang sebuah keberpihakan pada golongan masyarakat yang lemah miskin dan tersingkir. Yang sangat menarik di sini adalah bahwa perhatian pada kepentingan wong cilik ini muncul dari refleksi teologis Allah yang peduli. Ini berarti konsepsi yang dicipta­kan tentang tahun sabat dan tahun yobel ini bukan melulu perstiwa sosiologis belaka namun menjadi peristiwa iman.  

Dalam tradisi Kristiani, kemudian, tahun Yobel Yahudi ini di angkat dalam tingkat rohani. Penebusan Yesus Kristus, yang oleh Gereja dan dunia dipahami pada tahun 0 Masehi sebagai kelahiran Yesus Kristus, (sebutan yang digunakan AD = Anno Domini (Tahun Tuhan) bahkan juga ada sebutan AC = Ante Christum (Tahun atau masa Sebelum Kristus) atau BC (Before Christ). Misteri Penjelmaan Tuhan menjadi saat yang menentukan bagi sejarah keselamatan. Perayaan Yubileum harus meneguhkan umat Kristiani akan iman kepada Allah yang telah mewah­yukan diri dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Sumber Pengharapan dan Kehidupan Kekal. Tahun Suci dalam tradisi Gereja Katolik menjadi saat dimana umat beriman kristiani diberi kesempatan berkala untuk membereskan hutangnya dengan Allah. Bagi orang Kristiani Tahun Suci ini merupakan Tahun pembaharuan Rohani, Tahun perjumpaan dengan Kristus secara pribadi dan Tahun penuh rahmat berlimpah dari Tuhan dan kasih yang murah hati untuk sesama.

Pada perayaan Tahun Yubileum, orang Kristiani diajak untuk berefleksi atas hidup, bertobat secara tulus dan semakin bertekad membangun hidup. Semangat teologis yang harus mewarnai cara berpikir kita adalah: “Allah telah lebih dulu menyelamatkan kita (bahkan secara gratis: gratia = rahmat), maka kitapun memberi ungkapan syukur secara gembira”. Tidak pernah ada pikiran “Iki tarikan maneh”. Seberapa pun hasil dan milik kita, tidak pernah sekedar untuk kepentingan pribadi (kendati kita masing-masing sungguh kerja keras), semua adalah anugerah Tuhan, maka sayapun rela untuk berbagi dan memberikan ungkapan syukur kepada Tuhan (termasuk kalau hasil panen tidak memuaskan atau tidak seperti yang diangankan)

Yubileum di Bumi Sukowati

Perayaan pesta emas Paroki dan pesta agung Yubileum Paroki tentu menjadi saat yang istimewa bagi umat paroki Sragen. Perlu membuat dialog dan curah gagasan untuk mendapatkan ide yang menyeluruh mengenai bentuk kemeriahan pesta emas. Tidak sekedar jatuh pada pilihan kegiatan yang biasa-biasa saja, namun ada pilihan kegiatan berlandaskan spiritualitas kris­tiani dan refleksi atas situasi kita yang nyata di bumi Sukowati. Demikian, aktivitas yang kita lakukan sepanjang menyambut pesta emas adalah buah-buah dari spiri­tualitas dan pemaknaan mendalam kita atas kehadiran Gereja di Kabupaten Sragen ini.

Langkah yang perlu jelas menjadi prioritas bagi kita tentu saja bagaimana berdialog dengan arus kebudayaan yang hidup di Sragen ini. Apa yang dicipta dan diwariskan oleh kebudayaan tentu memper­hitungkan pula interaksi dan sistem sosial yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, apa yang dipaketkan oleh tradisi Yahudi dengan Tahun Sabat dan Yubileum, bisa saja sama dengan produk kebudayaan kita dalam bentuk yang berbeda. Maka, terang iman kristiani sebenarnya membuka lebar pemikiran dan ide kita untuk menjadikan perayaan Yubileum di Sragen semakin mengangkat kebudayaan lokal. Demikian, semakin tampaklah bahwa aktivitas apapun dalam Perayaan Yubileum menyambut pesta emas paroki kita ini hanyalah buah dari permenungan, refleksi dan spiritualitas kita tentang kehidupan Gereja dan masyarakat Sragen, tempat berpijak kita.***

 

Kegiatan Menyambut Pesta Emas Paroki Sragen

 

 

No

Kegiatan

Pelaksanaan

Waktu

1

Novena keluarga dan Adorasi Ekaristi (sehari) menyongsong Pesta Emas

 

Jumat I bln

Jan-Sept Pk. 16.30

Pk. 06.00 – 16.00: Adorasi Ekaristi sehari

2

Misa tirakatan malam 1 Syuro & Ruwatan

 

Partisipasi umat ling­kungan dan keluarga ‘sukerta’

Penye­diaan ‘uba rampe’ ruwatan: tumpeng, ‘sega gurih’

19 Jan 2007

3

Misa Imlek

 

18 Feb 2007

4

Tugas liturgy anak dan remaja

Keterlibatan anak-anak PIA, Putra altar dan remaja (kelompok kategorial maupun lingkungan/wilayah

Diawali pd minggu panggilan 29 April 2007 dan selama bulan Mei (BKL)

5

Adorasi sehari.HR Tubuh & Darah Kristus

Devosan untuk kesalehan umat

10 Juni 2007

(09.00 – 24.00)

6

Festival Keluarga katolik

 

kontak dengan wilayah untuk koordinasi jenis kegiatan dan kepanitiaan:

-    Doa harian

-    Makan bersama dalam keluarga

-    Refleksi harian dlm ke­luar­ga dengan    HIS­TORIA DOMUS (catatan harian peristiwa rumah tangga yang mengesan)

-    Bacaan rohani dalam keluarga

-    Merayakan ultah anggota keluarga

-    Bercerita pengalaman harian

-    Stop nonton tv, kembang­kan budaya membaca dalam keluarga

 

7

Puncak Pesta Emas & Misa Krisma

 

26 Oktober 2007

 

8

Festival keterlibatan umat dalam kegiatan lingkungan dan paroki

 

- Misa lingkungan

- Tata adm lingk & Wil

- Koor anak dan remaja

- Koor umat lingkungan

Sosialisasi 31 Des 2006.

Penilaian Febr- Sept

9

Jalan sehat keluarga

 

1 Juni 2007

10

Aneka permainan keluarga

 

Agustus

 

11

Festival keluarga bercerita kitab suci

 

Pelatihan:

19 Agst 2007

Lomba di wilayah:

8 Sept 2007,

Lomba di Paroki:

22 Sept 2007

12

Lomba olah raga

 

Lomba Meliputi:

- Bola volley plastik antar lingk.

- Bulutangkis.

- Footsal antar lingk.

- Basket ( 3 lawan 3)

Juli 2007

13

Wedangan di kampung Pattimura  2

 

- acara sharing bersama untuk menumbuhkan keakraban dan mengembangkan iman

 

Sabtu I

Jan - Okt 2007

15

Pemeliharaan dan usaha menjaga keutuhan ciptaan.

-       Pengelolaan sampah dan Pembuatan pupuk organik.

-       Pembuatan sumur resapan.

-       Gerakan penghijauan di lingkungan.

Jan - April 2007

16

Pembuatan Buku Sejarah Paroki

 

 

Jan - Juli 2007

 

 

17

Pembuatan Buku Kenangan

 

 

Jan - Sept ‘07

 

18

Pembuatan Buku Persem­bahan Gereja Katolik bagi Pemda Sragen: ”Sumbangan Gereja Katolik bagi pembangunan di Sragen dan catatan-catatan kritis”

 

 

 

19

Pesta Emas/Pesta umat

Pertemuan Uskup dgn Muspida Sragen

 

 

26 Okt 2007

-       Pk. 09.00 – 11.30 temu Uskup dan tokoh umat dengan Pemda Sragen

-       Pk. 16.00: Misa Krisma dan puncak pesta emas

-       Pk. 18.00 Resepsi dan pesta umat

20

Rehab Rumah

 

a.  Kerjasama pengurus lingkungan dan peme­rin­tah desa/kalurahan

Target 2 rumah @ 5Jt

      Sasaran pada warga masyarakat non katolik

b.  1 rumah warga katolik yang direhab ringan oleh masing-masing lingkungan

Juni - Agustus

21

Bakti sosial (Pengobatan Gratis, Pasar Murah, Dropping Air Bersih)

-    Kerjasama pengurus lingkungan dan pemerintah desa/ kalurahan

     Sasaran kepada warga masyarakat umum.

-    Dropping Air bersih

lokasi di Mondokan dan sekitarnya ?

-    Bingkisan untuk petugas kebersihan

7 Januari 2007

 

 

 

 

 

Oktober

 

 

Mei-Juni

22

Donor Darah

 

-      Fokus pada masa puasa ramadhan

-      Kerjasama dengan PMI

-      Pendonor adalah umat Katolik.

Maret, Juni, Sept 2007

23

Fun Bike/ Sepeda santai

-      Dana dari penjualan tiket.

-      Sasaran tidak hanya unt masyarakat Sragen dan kelom­pok peng­gemar sepeda secara umum/masyarakat umum.

-      Sponsor bekerjasama de­ngan Usaha Dana

2 Sept 2007

24

Penyelamatan lingkungan.

 

 

- Penghijauan

 

 

 

 

 

 

- Composting

 

 

 

- Pembuatan Sumur Resapan

Koord. Dishutbun dan Dinas LH

 

-      Komplek kuburan Manding pemanfaatan pekarangan umat dan lingkungan Gereja

-      jenis tanaman gemilina dan mahoni

 

-      ceramah dari Dinas LH

-      pemilahan sampah oleh umat.

 

-      gerakan umat

-      Pembuatan slogan-slogan gerakan

Januari dst

25

Temu Tokoh antar Agama

-      kerjasama dengan Organisasi kepemudaan agama.

-      fomat acara: sarasehan.

-      membantu perayaan keagamaan misal pengamanan kendaraan saat solad Ied.

-      Kunjungan ke pesantren dan gereja kristen

menjelang hari besar keagamaan

26

Pembudayaan Jam Belajar dan Gemar Membaca

-    Koordinasi dengan Dinas Pendidikan.

Januari dst

27

Puncak Pesta Emas

 

26 Okt 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar