Minggu, 16 November 2008

Siap Diutus Dan Terlibat Dalam Kepengurusan Lingkungan

Siap diutus dan terlibat

Bulan Juni ini semua lingkungan di lingkup paroki Sragen menyelenggarakan pemilihan pengurus lingkungan. Bersamaan dengan itu, diusulkan pula nama-nama warga yang diusulkan sebagai calon pengurus Dewan Harian, serta Prodiakon Paroki dari masing-masing lingkungan. Harapannya, ada kerelaan dan kesungguhan untuk ambil bagian dalam kehidupan menjemaat, melalui keterlibatan di kepengurusan lingkungan. Sejalan dengan gerak Arah Dasar KAS, kita ingin mengajak keterlibatan perempuan, dan kaum muda dalam kepengurusan ini. Semoga memang ada kesadaran baru untuk ambil bagian dalam mewujudkan iman yang hidup dan tanggap dengan keadaan. Pengurus lama atau siapapun yang telah punya pengalaman dalam mengurus elbagai kepentingan lingkungan, diharapkan menularkan pengalamannya, rela digantikan dan amemberi kesempatan yang lebih muda untuk ambil bagian. Siap untuk terlibat dan memberi dukungan, kendati namanya tidak lagi tercantum sebagai pengurus. Jiwa kepemimpinan dan pelayanan, bagaimanapun tetap akan menjadi milik anda ‘para pepundhen’ dengan jam terbang yang lebih tinggi dibanding tunas-tunas muda yang sedang mekar.

 

Pemetaan Lingkungan dan pemekarannya.

Ketika di lingkungan mengadakan pergantian pengurus, diharapkan pula ada kesadaran baru untuk menata lingkungan sekaligus memaknai kehadiran lingkungan sebagai representasi kehadiran umat Katolik di lingkup desa atau kampung tertentu. Kehadiran ini bisa ditandai dengan kepengurusan yang jelas, dimengerti oleh warga masyarakat sekitar (maka perlu disaksikan oleh Ketua RW atau oleh perangkap desa/kebayanan) untuk pelantikan Pengurus Lingkungan yang baru. Membangun kerjasama dan jejaring dengan perangkat desa, perlu kita upayakan. Membangun jejarimng dengan siapapun yang berkehendak baik, itulah jiwa dasar kebersamaan kita.

Kehadiran lingkungan dengan jumlah yang kecil namun terasakan gemanya, baik untuk intern lingkungan maupun untuk warga masyarakat, itulah yang menjadi cita-cita kita. Bahasa keren yang perlu kita tamilkan adalah “mempunyai militansi kekatolikan dalam kiprah di tengah masyarakat”. Maka diharapkan ada kerelaan dari lingkungan untuk mekar, kalau jumlahnya sudah cukup besar (lebih dari 45 atau 50 KK). Membuat kepengurusan dengan model ganda atau kembar, akan membantu pemekaran lingkungan, sehingga ada keberanian dan belajar dengan pengalaman baru untuk menjadi lingkungan baru. Kepengurusan ganda diharapkan menjadi kesempatan untuk berlatih dan melatih diri, agar punya keberanian untuk mekar dan menjadi makin dewasa. Misalnya ketua 1 dari warga lingkungan lama, ketua II diambil dari calon lingkungan baru. Begitu seterusnya untuk sekretaris 1 dan bendahara 1 diambil dari warga Katolik dari lingkungan lama, sedangkan sekretaris 2 dan bendahara 2 diisi oleh warga Katolik dari lingkungan baru. Anda juga bisa mengusulkan Prodiakon dua orang, satu dari lingkungan lama dan satunya lagi dari calon lingkungan pemekaran, prioritas memberi kesempatan kepada para Ibu atyau perempuan untuk menjadi prodiakon.

 

Merencanakan program kerja lingkungan.

Program kerja lingkungan yang tertulis dan terencana menjadi usaha dan perjuangan kita. Apa yang selama ini sudah berjalan dengan baik, bahkan aneka kegiatan rutin yang sudah berjalan, perlu kita teruskan. Namun diperlukan pemikiran baru dan kerangka baru, untuk membuat program kerja yang menjawab kebutuhan nyata lingkungan setempat.

Hal-hal rutin yang biasanya dibuat oleh lingkungan antara lain dan pemikiran baru yang bisa dibuat dengan cita-cita dasar:

Menciptakan militansi iman Katolik dengan basis keluarga dan lingkungan

 

KEGIATAN RUTIN

PEMIKIRAN BARU

1.  Menyelenggarakan Misa lingkungan

Misa lingkungan dengan mengusulkan tema, sesuai dengan keadaan ling­kungan, misal: Mempertanggungjawabkan iman Katolik secara berseri, mencermati kebudayaan dan kebiasaaan masyarakat

2. Doa rutin lingkungan

1.    Membahas dan memperdalam tema tertentu, misalnya memanfaatkan Buku BKL (Bulan Katekese Liturgi)

2.    Kesempatan untuk ‘berlatih’ membuat doa secara spontan, maka secara bergilir semua hadirin diminta merumuskan doa spontan sesuai dengan tema atau sesuai keprihatinan keluarga.

3. Arisan Ibu-ibu

1.    Membahas tema secara beurutan dari buku “Menggapai Kemerdekaan Peremuan dan laki-laki”

2.    Kesempatan arisan selalu diawali dengan membaca Kitab Suci sesuai dengan penanggalan liturgi harian dengan renungan singkat. Yang membacakan renungan bergantian, sehingga setiap ibu pernah membacakan renungan

4. Latihan koor

1.    Kesempatan latihan koor  selalu diawali dengan membaca Kitab Suci sesuai dengan penanggalan liturgi harian dengan renungan singkat. Yang membacakan renungan bergantian, sehingga setiap anggota koor lingkungan pernah membacakan renungan

2.    Akhir dari latihan koor, diadakan doa spontan sehingga melatih warga kita untuk bisa merumuskan doa spontan sesuai dengan keadaan nyata, atau berdasarkan Kitab Suci yang dibacakan pada awal latihan koor.

5. Doa keluarga pada saat makan bersama atau sore/ malam hari ketika bertemu sebagai keluarga

1.    Membuat gerakan baru dalam keluarga-keluarga di lingkungan untuk meluangkan waktu 5 – 15 menit untuk berdoa bersama.

2.    Membiasakan untuk saling menyapa dan bertanya mengenai perasaan dan pengalaman selama satu hari, saling menanggapi dengan doa bersama

3.    Kesempatan 10 hingga 30 menit dalam keluarga tanpa alat elektronik, sehingga bisa saling memperhatikan perasaan, mendoakan dan memberi perhatian.

 

Program kerja yang melibatkan dan menyentuh kebutuhan masyarakat

Dewan Paroki sudah memulai dan selalu menyampaikan kepada pengurus lingkungan, mengenai pembuatan program kerja berdasarkan analisa SWOT, dengan fokus pastoral dan berdasarkan Visi ke depan. Bagaimana lingkungan mau menerjemahkan ajakan itu ? Masing-masing lingkungan bisa bertanya, apakah telah mempunyai program kerja lingkungan, bagaimana dilaksanakan dan dievaluasi. Apakah ada tindak lanjut dan kesinambungan dari program kerja itu ?

 

Kegiatan

Penilaian/evaluasi

Langkah berikut dengan pemikiran baru

Rapat Rutin Pengurus lingkungan

Ada/ tidak ada ?

Berjalan rutin / kadangkala saja

Rapat rutin pengurus lingkungan setiap hari: …………

Acara terencana yakni : ………..

Tempat rapat bergantian atau bergilir di rumah pengurus untuk menjalin keakraban diantara pengurus dan keluarga

Menghadiri undangan dari Dewan Paroki atau Tim Kerja tententu

Selalu ketua lingkungan

Ketua lingkungan mengajak pengurus tertentu dan hanya itu

Siapa saja yang bisa …..

 

Ada koordinasi di lingkungan

Pembagian tugas dengan jelas namun siap untuk saling mengganti atau membantu

Memberikan laporan kepada Pengurus lingkungan dan menyampaikan kepada seluruh umat dalam kesempatan pertemuan umat.

Perhatian untuk warga Katolik yang sakit

Selalu ada dengan kunjungan

Kadangkala ada

Tidak pernah ada

Selalu ada dengan doa bersama

Memberi sumbangan beaya pengobatan diambilkan dari kas lingkungan sejumlah …….

Perhatian kemanusiaan bagi warga masyarakat

Selalu ada dengan kunjungan

Kadangkala ada

Tidak pernah ada

Selalu ada dengan doa bersama

Memberi sumbangan beaya pengobatan diambilkan dari kas lingkungan sejumlah …….

 

Mari kita berbenah dan bergerak dengan kesadaran baru, terutama untuk membangun militansi iman Katolik di tengah arus dunia yang tak terbendung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar