- Pemahaman dan Kemungkinan Pengembangannya -
Latar Belakang Latar Belakang munculnya kegiatan adorasi ekaristi abadi – sehari di KAS tahun 2006-2007 ·
Tahun Ekaristi (Oktober-2004 2005) yang dicanangkan Bapa Suci Yohanes Paulus II memberi gema yang mendalam kepada umat beriman Kristiani mengenai kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi dan kehadirannya yang tetap dalam rupa roti pada Sakramen Mahakudus. Pada penutupan Tahun Ekaristi, diadakan Sinode Para Uskup di Roma dari tanggal 2 – 23 Oktober 2005. Tema Sinode para uskup sedunia itu ialah “Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup dan Perutusan Gereja“ (The Eucharist: Source and Summit of the life and Mission of the Church). Tema ini tentu mengalir dari ajaran Konsili Vatikan II yang menyatakan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup seluruh umat Kristiani. Butir ajaran Gereja yang kembali digaungkan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Sinode Para Uskup tersebut ialah ajakan agar umat beriman mencintai Perayaan Ekaristi dan suka mengadakan adorasi Ekaristi. Perutusan umat beriman di tengah dunia yang terus bergolak dan penuh persoalan dan bencana ini membutuhkan kekuatan batin yang kokoh. Kekuatan batin yang kokoh itu tiada lain hanya mengalir dan berasal dari Tuhan Yesus Kristus yang dirayakan dalam Perayaan Ekaristi dan disembah sujud dalam Adorasi Ekaristi. Arah Dasar Umat Allah KAS tahun 2006 – 2010 mempunyai Rohnya pada upaya menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan dengan kekuatan dan motor penggeraknya dari kesatuannya dengan Allah sendiri. Dalam hal ini ARDAS KAS 2006 – 2010 merumuskan hal tersebut dengan kata-kata “Dalam bimbingan Roh Kudus“ dan ”bersahabat dengan Allah”. Kesatuan dengan Allah terjadi secara istimewa dan nyata melalui perayaan Ekaristi. Melalui Adorasi Ekaristi, kita menimba kekuatan iman dan kekuatan batin yang berasal dari Kristus sendiri yang hadir dalam Ekaristi bagi segala usaha dan kegiatan kita melaksanakan Arah Dasar KAS itu di kancah perjuangan hidup Gereja dan masyarakat dewasa ini. Dengan demikian pelaksanaan ARDAS KAS bukan hanya sekedar suatu usaha atas dasar ketrampilan manusiawi, kekuatan dan disiplin managerial dan organisasi Gereja dst, melainkan sungguh-sungguh pengungkapan dan perwujudan iman berdasarkan rahmat dan kekuatan yang berasal dari Allah sendiri sebagaimana kita timba dalam Ekaristi dan Adorasi Ekaristi. ·
Gema tahun ekaristi tahun 2004 – 2005 dan Arah Dasar KAS 2006 – 2010 itu memunculkan dorongan dan keinginan Gereja KAS untuk memulai habitus baru dalam memaknai dan mencari dasar bagi karya perutusannya di tengah masyarakat kita ini melalui devosi Adorasi Ekaristi. W
Pengertian Dan Sejarah Singkat ·
Devosi adorasi ekaristi adalah penghormatan sembah sujud kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi. Menurut isi yang dihayati, Gereja telah mempraktekkan sejak abad-abad pertama. Santo Agustinus berkata: ”Tidak seorangpun makan tubuh (Kristus) ini jikalau ia tidak terlebih dahulu menyembah-Nya.........tetapi kita akan berdosa jika tidak menyembah-Nya.” (Dikutip dari buku E. Marta Sudjita, Ekaristi. Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, halaman 415). Namun menurut bentuknya seperti kita praktekkan sekarang, devosi Ekaristi mulai tumbuh sejak abad pertengahan, khususnya sejak abad XII. ·
Adorasi Ekaristi merupakan praktek devosi sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan. Adorasi Ekaristi dalam bentuk pentakhtaan Sakramen Mahakudus mulai berkembang sejak abad XIV di negara eropa lainnya, kecuali di Inggris dan Skandinavia. Semula pentakhtaan itu dihubungkan dengan perayaan Tubuh dan Darah Kristus itu, namun kemudian juga dilangsungkan pada saat ibadat harian, seperti pada saat ibadat sore. Sejak abad XVI, pentakhtaan Sakramen Mahakudus dan adorasi dengan penerimaan berkat dengan Sakraman Mahakudus. Sejak abad XVI hingga XVIII, kebiasaan adorasi dan pentakhtaan itu tersebar di berbagai negara. Ketika berkat Sakramen Mahakudus itu diberikan dalam rangka pentakhtaan itu, orang justru semakin mengutamakan penerimaan berkat itu daripada untuk beradorasi itu sendiri. ·
Pada abad XVI muncul devosi Ekaristi yang disebut devosi 40 jam dan kemudian adorasi abadi . Devosi 40 jam menunjuk praktek adorasi kepada Sakramen Mahakudus yang diadakan terus-menerus selama 40 jam. Devosi ini muncul pertama kali di Milan Italia Utara. Alasannya mengapa 40 jam, adalah karena menurut keyakinan waktu itu, itulah lama waktu yang dijalani Yesus saat dikuburkan di makam. Namun tidak lama kemudian, masih pada abad XVI, devosi 40 jam itu diperluas menjadi adorasi abadi. Kedua devosi itu menyebar di seluruh Italia dan bahkan ditetapkan oleh Paus Klemen XVII untuk seluruh gereja pada akhir abad XVI. Itulah sebabnya sejak abad XVII hingga XIX bermunculan kelompok kongregasi religius yang membaktikan dirinya untuk adorasi kepada Sakraman Mahakudus ini. Bahkan ada biara yang para anggotanya mengikhrarkan kaul agung untuk adorasi abadi itu. Praktek devosi 40 jam, adorasi abadi, ataupun adorasi yang lebih singkat kepada Sakramen Mahakudus itu terus bertahan hingga abad XX dan sekarang ini. Bahkan kini telah ada Perserikatan atau Asosiasi Adorasi Ekaristi Abadi tingkat internasional dan universal yang didirikan oleh Dewan Kepausan untuk Kaum Awam. Asosiasi Adorasi Ekaristi Abadi ini merupakan perserikatan yang keanggotaannya adalah orang-orang awam. Asosiasi Adorasi Ekaristi Abadi ini bisa diadakan di setiap Keuskupan, Kevikepan atau Paroki. ·
Dewasa ini di berbagai tempat praktek devosi kepada Sakramen Mahakudus, seperti adorasi, berkembang bagus. Namun di lain tempat disinyalir bahwa praktek adorasi dan devosi kepada Sakramen Mahakudus lainnya hampir tidak mendapat perhatian sama sekali (Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia No. 10). Mungkin kita bertanya : barangkali saja kebiasaan Adorasi Ekaristi ini memang mulai menghilang di paroki kita, di komunitas kita akhir-akhir ini? Nah inilah saatnya kita memulai lagi habitus baru! W
Bentuk ·
Bentuk dasar Adorasi Ekaristi ialah sembah sujud kepada Tuhan yang hadir dalam Ekaristi (dalam rupa roti baik yang dilaksanakan di dalam Perayaan Ekaristi maupun di luar Perayaan Ekaristi. ·
Lamanya:
- Adorasi Ekaristi bisa diadakan selama 15 – 30 menit, yakni dalam Adorasi Ekaristi yang sering kita adakan di dalam Perayaan Ekaristi, misalnya sesudah bagian komuni dari Misa Kudus.
- Adorasi Ekaristi juga bisa diadakan selama 1 hari, entah setengah hari atau selama 24 jam penuh, atau sekian jam sesuai situasi dan kondisi umat.
- Adorasi Ekaristi bahkan bisa dilaksanakan terus-menerus, yakni selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Inilah Adorasi Ekaristi Abadi. Tetapi untuk dapat mengadakan Adorasi Ekaristi Abadi diperlukan suatu organisasi dan tata kerja sendiri. Adorasi Ekaristi Abadi ini bisa dijalankan di tempat kita, apabila sudah ada Asosiasi Adorasi Ekaristi Abadi, karena kelompok inilah yang akan menjamin dan memastikan terselenggaranya Adorasi Ekaristi yang tanpa henti itu. ·
Peserta Adorasi: prinsip dan hukum pokok untuk suatu Adorasi ialah selalu ada orang yang berdoa di depan Sakramen Ekaristi. Artinya, tidak pernah boleh ada pentakhtaan Sakramen Mahakudus yang tanpa kehadiran seseorang. ·
Tempat: sebaiknya di sebuah kapel sendiri yang telah dipersiapkan. Untuk Adorasi Ekaristi Abadi diperlukan sebuah kapel (kecil) yang oke dari berbagai pertimbangan (kenyamanan, keindahan, keamanan, dst); atau sebuah ruang doa yang cocok dan dirancang dengan baik sebagai tempat doa di depan Sakramen Mahakudus. ·
Bahan Doa: bisa menggunakan doa-doa yang telah ada di sekitar kita, atau bahan-bahan yang telah disediakan oleh Jaringan Kodok, bahkan doa Rosario ataupun doa hening di depan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. W
Program Dekat Dan Panjang Di KAS ·
Diharapkan pada tanggal 10 Juni 2007 saat Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, di seluruh paroki di Keuskupan Agung Semarang diadakan ADORASI EKARISTI SEHARI. Syukurlah apabila Paroki menyelenggarakan Adorasi Ekaristi Sehari dalam arti 24 jam (bisa dimulai Sabtu sore/malam hingga Minggu sore/malam), atau beberapa jam, berhubung situasi dan kondisi jemaat. ·
Untuk mempersiapkannya, akan diadakan rekoleksi imam (tgl. 3 – 4 April 2007), rekoleksi umat di paroki-paroki (awal Juni 2007), dan retret para imam (tgl. 04 – 08 Juni 2007). · Beberapa di tempat (umat) di KAS telah mengadakan kegiatan Adorasi Ekaristi Sehari, entah pada hari Jumat I dalam bulan, atau dalam bentuk Novena yang bergilir dari satu paroki ke paroki lain (di Kevikepan Semarang, mulai bulan Oktober 2006 hingga Juni 2007, setiap Jumat I). ·
Paroki Sragen telah mengadakan Adorasi setiap Jumat I, mulai bulan Januari hingga September 2007 dalam rangka Novena Pesta Emas Yubileum Paroki. Selama 3 kali Adorasi (Jumat I, pukul 06.00 - 16.00 bulan Januari, Februari dan Maret 2007), Adorasi diawali dengan Ekaristi harian pukul 05.15 diteruskan dengan Pentakhtaan hingga pukul 15.00, kemudian dilanjutkan dengan Doa Rosario atau Jalan Salib serta diakhiri dengan Ekaristi Novena dan pentakhtaan berkat Sakramen Mahakudus. Kelompok Pendoa yang bergilir untuk berjaga setiap 1 jam adalah Presidium Legio Mariae yang ada di Paroki Sragen dan relawan. Koordinasi devosi ini ada pada Tim Kerja Kerasulan Doa dan beberapa penggerak Buku Doa yang dipakai: Adorasi Ekaristi Abadi karangan Rm. J. Pujasumarta, Buku Devosi Kerahiman Ilahi, Buku Doa dan Nyanyian Puji Syukur. ·
Harapan jangka panjang : dengan semakin dikenalnya Adorasi Ekaristi Sehari oleh umat beriman di seluruh KAS, semoga pada saatnya berkat kebaikan dan kemurahan hati Allah muncul gerakan Adorasi Ekaristi Abadi dengan berdirinya Asosiasi –Asosiasi Adorasi Ekaristi Abadi di KAS ! Semoga Tuhan yang telah memulai, berkenan menyelesaikannya pula.
Salam dan doa
E. Marta Sudjita, Pr dan FX. Sukendar W, Pr
Romo Eko, menurut saya, kebiasaan yang kita perkenalkan adalah penghormatan ekaristi setelah komuni. Maksudnya, setelah kita sambut komuni dan sungguh dipersatukan dengan Allah, kemudian kita ambil waktu sejenak (kalau hanya pentahtaan singkat) untuk merasakan kehadiran Allah scara komunal (bersama-sama). Apa yang telah kita alami secara pribadi keudian kita ungkapkan dalam iman bersama-sama umat lainnya. Sedangkan dalam adorasi panjang (sehari), kita ambil waktu lebih lama untuk merasakan kehadiran Tuhan secara sakramental dalam Hosti kudus yang ditahtakan.
BalasHapus