Minggu, 26 Oktober 2008

Bulan Penuh Berkah: September - Oktober

Masih segar dalam ingatan kita masa pemilu Capres-Cawapres putaran ke dua pada tanggal 20 September yang lalu. Kita telah ambil bagian dalam kehidupan politik negeri ini dengan ikut ‘nyoblos’ – memilih kepala negara kita. Siapapun yang terpilih dan ditetapkan sebagai pimpinan negara, kita telah bertekad untuk men-dukungnya. Kita tetap mengupayakan dan berjuang supaya Civil Society ditegakkan dan diberdayakan sungguh-sungguh.  

Sepatutnya kita juga bersyukur bahwa masa-masa seputar Pemilu Capres – Cawapres telah berlangsung dengan aman dan damai, hari-hari menjelang penetapan atau pengumuman dari KPU juga aman – tentram. Itulah upaya kita bersama sebagai warga masayarakat dan bangsa yang belajar berdemokrasi secara baik dan benar

Masih perlu disegarkan pula dalam ingatan kita, bahwa ulangtahun pendirian Paroki kita tidak terjadi pada tahun 1965.  Seusai dengan Akta Notaris R.M. Soeprapto No. 49 tanggal 15 November 1957; dan diperbaharui dengan Akta No. 54 tanggal 11 April 2001 oleh Notaris Angelique Tedja juwana S.H.; Paroki kita didirikan pada tanggal 2 September 1957 oleh Mgr. Albertus Soegijopranoto SJ, sebagai Vikaris Apostolik di Semarang. Pendirian Paroki ditandai dengan pengesahan Pengurus Geredja dan Papa-Miskin Room Katholik di Wilajah Geredja Santa Perawan Maria Di Fatima, Di Sragen Surakarta, berkedudukan di Sragen.Pengurus ketika didirikan adalah: Ketua    Rm. Justinus Darmojuwono, Pr            bertempat tinggal  di Jalan Djendral Sudirman 3 Surakarta (Paroki Purbayan) Penulis   FX. Wasiman            Pegawai Rumah Sakit Kabupaten Sragen, bertempat tinggal di Asrama rumah sakit Sragen) Anggota 1. Florentinus Goetama                 (Pegawai C.V. Kasdadi, Sragen)              2. Johanes Soegito       (Pegawai Dewan Perwakilan         Daerah Sragen).

Maka Ulangtahun paroki kita pada tanggal 2 September. Tahun 2004 usia Paroki kita 47 tahun dan nanti pada tahun 2007, kita merayakan Pesta Emas (50 tahun) pendirian paroki kita. Data ini merevisi Buku Kisah Bunda Maria di Fatima yang diterbitkan pada tahun 2003, mengatakan bahwa ulang tahun paroki kita yang ke 38 pada tgl 13 Oktober. Juga mengoreksi aneka data atau catatan yang menyimpulkan bahwa paroki kita ‘dianggap’ berdiri pada tahun 1965 yakni ketika Rama F. Kiswono, Pr mulai menetap di Sragen.

 

Sudah selalu segar dalam pemahaman kita, bahwa pesta nama paroki atau pesta pelindung paroki dirayakan setiap tanggal 13 Oktober berdasarkan Penampakan terakhir Santa Perawan Maria di Fatima. Penampakan terakhir ini memberikan tiga pesan utama, yakni: 

1).      Bertobat terus menerus dan mendoakan orang-orang berdosa supaya bertobat.

2).      Doa  ROSARIO setiap hari.

3).      Penghormatan pada Hati Bunda Maria Tak Bernoda setiap Sabtu Pertama.

 

Kalau sudah ada kesadaran dalam pemahaman dan kebiasaan kita maka langkah berikut adalah hidup sesuai dengan semangat dasar itu. Beberapa praktek yang sudah ada misalnya: setiap hari (dalam misa harian) ada sekelompok umat yang berdoa Rosario bersama. Hari Sabtu pertama (sore pada waktu Misa umat) kita gunakan untuk pembaharuan Janji Perkawinan bagi Pasutri yang ultah perkawinan pada bulan itu. Usaha per-tobatan terus-menerus, semoga sungguh menjadi usaha pribadi kita untuk mem-perbaiki dan mengarahkan hidup kepada Tuhan. Namun kalau dilihat dari “lakunya’ kamar pengakuan, usaha pertobatan itu belum sepenuhnya menjadi cara bertindak kita. Karena kamar pengakuan masih jarang dikunjungi oleh para pentobat yang ingindidamaikan kembali dengan Tuhan dan GerejaNya.

 

Pada ulang tahun Paroki dan pesta pelindung Gereja kita,  Saya mengajak seluruh umat untuk membangun Gerakan “Katekese Keluarga”, yakni adanya kesadaran dalam masing-masing keluarga untuk menghidupkan iman, tradisi doa bersama, saling sapa dan dukungan melalui keluarga kita masing-masing. Saya mengun-dang keluarga-keluarga dan siapapun yang punya devosi doa, untuk berdoa antara pukul 22.00 – 23.00 dengan ujud untuk kesejah-teraan seluruh umat Paroki Sragen dan mekarnya tradisi iman Katolik di wilayah paroki Sragen. Kita memeprsatukan seluruh hati, budi dan keprihatinan, pun pula kegembiraan dan harapan kita pada doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan Maria Bunda-Nya. Selamat pesta nama dan sejahtera selalu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar