Saudari-saudara terkasih, gegap gempita perayaan Natal tahun ini kita rayakan dalam nuansa HABITUS BARU. Seyogyanya kita – dengan kesadaran penuh - juga masuk dalam arus Habitus Baru untuk membangun kehidupan kita. Maka hingar bingarnya perayaan Natal, atau kalau kita mau secara sederhana atau climen merayakan Natal, ukuran keberhasilan dan permaknaannya, dengan ukuran HABITUS BARU.
Kehidupan menggereja harus diyakini keluar dari panggilan dasar berkat pembaptisan kita, yang kemudian membuat kita terlibat dalam aneka kegiatan sebagai wujud beriman kita. Keterlibatan di dalam kehidupan masyarakat dan dalam pekerjaan sehari-hari, yang tidak lagi secara dikotomis dipisahkan atara dunia profan dengan dunia sakral. Setiap perbuatan kita mendapat daya dan semangatnya dari iman kepercayaan kepada Yesus Sang Junjungan kita. Pekerjaan sehari-hari tersemangati dan mendapat landasannya dari iman kepercayaan kita.
Sepatutnya kita bersyukur untuk segala usaha kita menjalankan model kehidupan menggereja (selama tahun 2004 dan tahun 2005) yang berdasarkan Fokus Pastoral. Sehingga kita menembak sasaran tidak asal memuntahkan peluru, namun diharapkan lebih efektif – efisien. Fokus Pastoral tahun 2005 mengarahkan kita kepada kesadaran akan KELUARGA yang mengalami kasih setia Tuhan dan menjadi pewarta pengharapan. Dalam terang HABITUS BARU kita bisa mengevaluasi untuk kemudian kita jadikan pijakan membuat fokus pastoral tahun 2006. Dalam arus tiga tahun masa bhakti Dewan Paroki, tahun 2006 mengarahkan hidup gereja kita kepada keterlibatan di dalam masyarakat berlandaskan Arah Dasar KAS yang baru. Bagaimana kita akan bertindak ?
Semoga ada kerelaan dari masing -masing kita untuk sedikit repot dengan refleksi serta menuliskan beberapa hal berikut. Semoga ada kesediaan untuk meluangkan waktu secara pribadi mengangkat pena dan menorehkan kesadaran kehidupan ini untuk kemudian berbenah dengan kesadaran yang baru. Apa yang perlu direfleksikan ? MENINGKATKAN GAYA HIDUP BERDASARKAN IMAN KATOLIK
CARA BERELASI | HABITUS LAMA | HABITUS BARU | TINDAKAN PEMBARUAN |
Dengan Tuhan: Olah rohani pribadi, doa, hidup menggerja,
| Misal: Doa karena kewajiban ……………………. …………………….. | Doa karena kebutuhan ……………….. ………………. | Doa rutin harian setiap pagi, siang dan malam masing-masing 10 menit. ............................. |
Dengan Keluarga: | Misal: Pergi tanpa pamit, tidak pernah berdoa bersama.
.............................. ............................. | Pamit pada salah satu anggota keluarga, doa bersama dalam keluarga .......................... | Mengatakan pergi ke mana dan pulang jam berapa, satu minggu dua kali doa bersama. ............................. |
Dengan tetangga/masyarakat
| Misal: Bersikap merendahkan, acuh tak acuh. ........................... | Menjadi sesama dan saudara bagi setiap orang. ........................... | Ikut kegiatan RT atau RW .............................. ................................ |
Dengan alam ciptaan
| Misal: Acuh tak acuh, Boros menggunakan air, Hanya mengkonsumsi …………………… | Berani berkata cukup dan hemat ........................ .......................... .......................... ............................ | Menggunakan air secukupnya, menanam satu pohon di pekarangan ................................. ............................... |
Keadaan bangsa dan masyarakat seperti ini membutuhkan sikap dan keberpihakan kita secara nyata. Semoga kita tidak hanya menjadi penonton di pinggir lapangan yang hanya bersorak, namun tidak berbuat apa-apa. Kita ingin menjadi salah satu pemain di lapangan. Bukan pemain yang seorang diri bermain akrobat karea kepandaian kita,namun dengan kepandaian yang kita miliki, kita bermain sebagai satu regu yang kompak dan saling membantu.
Natal dengan tema Kelahiran Yesus Membuka Tabir-tabir Ketertutupan Antar Anggota Keluarga dan Masyarakat, juga asa kita di tahun 2006, menggugah semangat kita untuk BANGKIT DAN BERGERAK dengan Arah Dasar Keuskupan yang baru.***
Pastoran Sanjaya Muntilan, 6 Desember 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar