Senin, 27 Oktober 2008

Perempuan dan laki-laki sebagai murid

Dukungan keterlibatan lebih luas bagi Perempuan

Semangat dasar dari Dewan Paroki yang diinspirasikan oleh Ardas KAS adalah mengajak sebanyak mungkin orang agar berdaya dan berkiprah. Ajakan itu tertuang dalam cara menggereja yang makin mem­berdayakan. 

 Semangat dasar yang ditimba adalah:

1.      Kesadaran kita sebagai MURID yang diundang untuk menyertai Tuhan (Markus 3:13 - 15).

2.      Ambil bagian dalam Communio atau Persekutuan Allah Tritunggal yang diutus menjadi Sakramen yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka seluruh umat Allah mengemban tugas perutusan Gereja untuk mewartakan dan menghadirkan  persekutuan hidup ilahi di tengah umat manusia.

3.      Gereja local (Paroki Sragen) Sebagai bagian dari Gereja ASIA dan KAS yang menghayati tiga macam dialog:

a.      Dialog dengan yg kecil, lemah, miskin, tersingkir dan cacat (KLMTC)

b.      Dialog dengan budaya yang hidup di tengah masyarakat

c.      Dialog dengan umat yang beragama dan berkepercayaan lain sebagai teman sepeziarahan menuju Kerajaan Bapa.

     Ketiga semangat dasar itu mengun­dang keterlibatan setiap pribadi (baik laki-laki maupun perempuan, juga anak-anak, kaum remaja dan dewasa) secara proporsional. Bahkan kalau kita menga­mati jantung kehidupan gereja dan penggerak lapangan, begitu banyak peran perempuan dalam setiap kesem­patan kegiatan.

 

 Keterlibatan perempuan di Gereja

     Dalam Komposisi Pengurus De­wan paroki Sragen tahun 2004-2006, beberapa perempuan terlibat secara nyata: Ketua Bidang Pewartaan, Suster sebagai bendahara, anggota Bidang Liturgi untuk Tim Kerja Paduan Suara, Paramenta, Lektor. Sedangkan untuk bagian Pewartaan, keterlibatan secara nyata dalam Tim Kerja PIA dan PIR, Katekese, dan Pendampingan Keluar­ga. Untuk Bidang Pelayanan dan Ke­mas­yarakatan, keterlibatan secara nyata dalam Tim kerja Pendidikan, Komsos. Dalam Bidang Paguyuban dan Tata Organisasi, Tim Kerja Kesehatan, Devotionalia, Rumah Tang­ga Pastoran dan Aneka Pagu­yuban didukung oleh banyak Ibu. Inilah bentuk keterlibatan yang secara nyata ada di dalam Gereja kita.

     Pelbagai paguyuban yang juga dilibati oleh kebanyakan Perempuan adalah Legio Mariae, Koor Monika dan Sisilia,. Kelompok Putra-putri altar sekarang ini diikuti oleh begitu banyak remaja dan gadis, FKPK anggotanya juga kebanyakan perem­puan. Apa yang masih kurang? Rasanya tinggal peman­­faatan kegiatan secara maksi­mal dan peran nyata yang bisa disumbangkan untuk keterlibatan umum dan pembinaan diri. Semangat untuk bekerjasama atau berjejaring sambil terus terbuka kepada siapapun yang punya hati untuk terlibat dan bekerjasama, jauh lebih mendesak dan penting untuk disikapi. Maka selalu penting untuk menemukan dasar keter­libatan yang cocok dan mendasar. Panggilan perutusan sebagai Murid Tuhan, menjadi landasan berpijak yang paling pas bagi siapapun untuk terlibat; entah sebagai perempuan maupun laki-laki.

Spiritualitas Dasar Kemuridan

          Adalah menjadi sebuah keutamaan dan memperoleh dasar pijakannya yang kokoh, apabila setiap orang Katolik mau ambil bagian dalam kehidupan Gereja, entah di dalam lingkup Gereja maupun di dalam kehidupan masyarakat. Sema­ngat dasar yang ditimba dari spiri­tualitas dasar kemuridan sebagai­mana ditunjukkan oleh Markus menjadi lang­kah peneguh usaha kita. Sikap terbuka dan kerelaan untuk berjejaring dengan sebanyak mungkin orang, memung­kinkan setiap orang bisa ambil bagian secara baik.  Dibutuhkan penggerak-penggerak yang sadar akan makna keterlibatan dan bisa memotivasi umat untuk ambil bagian kehidupan meng­gereja. Kita teruskan upaya untuk be­ker­jasama dengan siapapun yang ber­kehendak baik. Keterlibatan melalui kepanitiaan Ad Hoc memberi kemung­kinan lebih luas untuk keterlibatan sebanyak mungkin orang, juga menjadi wahana munculnya orang-orang ‘baru’ yang ikut memiliki Gereja kita, termasuk yang muda dan perem­puan.*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar