Senin, 27 Oktober 2008

MARIA, Bunda Yang Rahim Membangkitkan Semangat Pelayanan

Bulan Mei menjadi bulan peziarahan ke gua Maria atau tempat-tempat kudus yang secara khusus dihormati oleh Gereja. Praktek ziarah ada dalam setiap kelompok keagamaan dan berakar cukup mendalam. Umat Perjanjian Lama setiap tahun menga­dakan ziarah ke Bait Suci Yerusalem. Tempat-tempat khusus yang digunakan untuk berziarah umumnya memudahkan hati terangkat kepada Tuhan, misalnya tempat-tempat kudus di Yerusalem, makam Yesus, taman tempat Yesus berdoa, tempat terjadinya mukjijat Eka­risti. Juga tempat-tempat peziarahan di sekitar kita: Sendangsono, Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran, Gua Maria Tritis Wonosari atau Gua Maria Kerep Amba­rawa.

Ziarah bagi kita melambang­kan perja­lanan hidup manusia di atas bumi ini menuju Allah dengan makin dekat kepada Allah biarpun melalui kesusahan dan aneka kesulitan hidup.  Di tempat ziarah orang semestinya dengan tenang dapat mengikuti Ekaristi, berdoa secara priba­di, merenungkan hidupnya, dan bisa menga­da­kan doa-doa devosi dengan lebih leluasa, bahkan bila perlu menga­ku­kan dosa-dosanya. Sebab ziarah adalah kesem­patan untuk bertobat, mening­galkan jalan salah dan menem­puh cara hidup baru yang lebih baik dan yang sesuai dengan kehen­dak Tuhan. Supaya ziarah kita berjalan dengan berhasil, maka harus disiapkan dengan baik dan dijalankan dengan semangat berdoa.

Komisi Liturgi KAS pada tahun 2006 ini mengangkat tema HABITUS BARU DALAM LITURGI, sekaligus untuk memberi dukungan bagi seluruh umat menghayati ARDAS KAS 2006-2010. Pemahaman lebih mendalam akan arah dasar tentu akan mengarahkan hati pada cara bertindak yang lebih baik dan terarah, daripada tidak ada pedoman arah. Habitus baru dalam liturgi, ingin mena­war­kan cara berpikir, pemahaman dan pemaknaan akan liturgi yang kita rayakan, bukan sekedar rutinitas, sekena­nya. Tata Perayaan Ekaristi tahun 2005 menjadi landasan bagi kita untuk menghayati pera­yaan Ekaristi yang melibatkan, mengarah­kan dan mem­bawa hati kepada Tuhan, bahkan juga liturgi yang taat asas.Ter­lepas dari kebiasaan-kebiasaan yang telah kita buat, atau perasaan-perasa­an kaku, atau pendapat bahwa lebih banyak peran Imam daripada peran sadar aktif bagi umat untuk meng­hayati Ekaristi (karena sudah terbiasa dengan TPE tahun 1979 itu). Habitus Baru dalam berliturgi masih perlu dicari dan diperdalam.Memaknai Bulan Katekese Liturgi dan memperdalam ARDAS KAS sampai menjadi milik diri yang menyemangati hidup, menjadi bagian kehidupan, men­dorong untuk terlibat dalam menjaga ke­utuhan ciptaan, makin sadar untuk mem­perkokoh iman di dalam basis kehidu­pan keluarga dan lain sebagainya, diharap­kan menjadi upaya dan pergumulan kehidupan selama bulan Mei ini. Me­mak­­nai pezia­rahan hidup kita, dengan demikian akan lebih mengena.Bagaimana Bunda Maria kita jadi­kan teladan yang lebih dekat, yang akan mengarahkan dan menuntun hidup kita kepada kemaha­rahiman Tuhan. Bunda Maria sendiri menjadi Bunda Kerahiman yang sejati, menjadi pengung­­­sian baik siapapun yang meng­harapkan pertolong­an Tuhan. Kitapun diundang untuk meng­­­hayati kerahiman­nya yang mem­buka hati bagi siapapun juga, yang akan menerima setiap orang datang kepada­nya. Semoga dengan semangat kerahi­man dan belas­kasih Tuhan sebagaimana nampak dalam hati dan kerahiman Bunda Maria, menjadi teladan bagi perjuangan kita mewujudkan Habitus Baru. Selalu ada kerinduan dan kemau­an untuk berbuat  bagi sesama dan masyarakat kita. Hal-hal kecil/ seder­hana yang kita buat dengan penuh kesadaran, akan memberi nilai yang bermakna bagi kehidupan kita. Kebia­saan-kebiasaan baik untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, selalu mengu­cap terima­kasih dengan penga­laman harian, dan bertegur sapa secara ramah sebagai sarana menjadi berkat bagi sesama yang kita lakukan setiap hari, akan menjadi tanda kelimpahan berkat Tuhan yang kita terima dengan gembira hati.

Selamat berziarah dan memaknai kehidupan sehari-hari sebagai peziarah­an menuju kebahagiaan surgawi.*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar