Bulan Mei menjadi bulan peziarahan ke gua Maria atau tempat-tempat kudus yang secara khusus dihormati oleh Gereja. Praktek ziarah ada dalam setiap kelompok keagamaan dan berakar cukup mendalam. Umat Perjanjian Lama setiap tahun mengadakan ziarah ke Bait Suci Yerusalem. Tempat-tempat khusus yang digunakan untuk berziarah umumnya memudahkan hati terangkat kepada Tuhan, misalnya tempat-tempat kudus di Yerusalem, makam Yesus, taman tempat Yesus berdoa, tempat terjadinya mukjijat Ekaristi. Juga tempat-tempat peziarahan di sekitar kita: Sendangsono, Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran, Gua Maria Tritis Wonosari atau Gua Maria Kerep Ambarawa.
Ziarah bagi kita melambangkan perjalanan hidup manusia di atas bumi ini menuju Allah dengan makin dekat kepada Allah biarpun melalui kesusahan dan aneka kesulitan hidup. Di tempat ziarah orang semestinya dengan tenang dapat mengikuti Ekaristi, berdoa secara pribadi, merenungkan hidupnya, dan bisa mengadakan doa-doa devosi dengan lebih leluasa, bahkan bila perlu mengakukan dosa-dosanya. Sebab ziarah adalah kesempatan untuk bertobat, meninggalkan jalan salah dan menempuh cara hidup baru yang lebih baik dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Supaya ziarah kita berjalan dengan berhasil, maka harus disiapkan dengan baik dan dijalankan dengan semangat berdoa.
Komisi Liturgi KAS pada tahun 2006 ini mengangkat tema HABITUS BARU DALAM LITURGI, sekaligus untuk memberi dukungan bagi seluruh umat menghayati ARDAS KAS 2006-2010. Pemahaman lebih mendalam akan arah dasar tentu akan mengarahkan hati pada cara bertindak yang lebih baik dan terarah, daripada tidak ada pedoman arah. Habitus baru dalam liturgi, ingin menawarkan cara berpikir, pemahaman dan pemaknaan akan liturgi yang kita rayakan, bukan sekedar rutinitas, sekenanya. Tata Perayaan Ekaristi tahun 2005 menjadi landasan bagi kita untuk menghayati perayaan Ekaristi yang melibatkan, mengarahkan dan membawa hati kepada Tuhan, bahkan juga liturgi yang taat asas.Terlepas dari kebiasaan-kebiasaan yang telah kita buat, atau perasaan-perasaan kaku, atau pendapat bahwa lebih banyak peran Imam daripada peran sadar aktif bagi umat untuk menghayati Ekaristi (karena sudah terbiasa dengan TPE tahun 1979 itu). Habitus Baru dalam berliturgi masih perlu dicari dan diperdalam.Memaknai Bulan Katekese Liturgi dan memperdalam ARDAS KAS sampai menjadi milik diri yang menyemangati hidup, menjadi bagian kehidupan, mendorong untuk terlibat dalam menjaga keutuhan ciptaan, makin sadar untuk memperkokoh iman di dalam basis kehidupan keluarga dan lain sebagainya, diharapkan menjadi upaya dan pergumulan kehidupan selama bulan Mei ini. Memaknai peziarahan hidup kita, dengan demikian akan lebih mengena.Bagaimana Bunda Maria kita jadikan teladan yang lebih dekat, yang akan mengarahkan dan menuntun hidup kita kepada kemaharahiman Tuhan. Bunda Maria sendiri menjadi Bunda Kerahiman yang sejati, menjadi pengungsian baik siapapun yang mengharapkan pertolongan Tuhan. Kitapun diundang untuk menghayati kerahimannya yang membuka hati bagi siapapun juga, yang akan menerima setiap orang datang kepadanya. Semoga dengan semangat kerahiman dan belaskasih Tuhan sebagaimana nampak dalam hati dan kerahiman Bunda Maria, menjadi teladan bagi perjuangan kita mewujudkan Habitus Baru. Selalu ada kerinduan dan kemauan untuk berbuat bagi sesama dan masyarakat kita. Hal-hal kecil/ sederhana yang kita buat dengan penuh kesadaran, akan memberi nilai yang bermakna bagi kehidupan kita. Kebiasaan-kebiasaan baik untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, selalu mengucap terimakasih dengan pengalaman harian, dan bertegur sapa secara ramah sebagai sarana menjadi berkat bagi sesama yang kita lakukan setiap hari, akan menjadi tanda kelimpahan berkat Tuhan yang kita terima dengan gembira hati.Selamat berziarah dan memaknai kehidupan sehari-hari sebagai peziarahan menuju kebahagiaan surgawi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar