Minggu, 26 Oktober 2008

Hidup Untuk Allah Dalam Keterlibatan Nyata

Perayaan Ekaristi dalam rangka Novena Syukur atas Karunia Iman, sudah memasuki bulan ke 3 pada bulan April ini. Tema yang digarap oleh Penyelenggara Novena adalah Panggilan Gereja dalam pelayanan dan perutusan Gereja dalam dunia. Sudut pandang dan keterlibatan dalam bidang kemasyarakatan ingin disadari kembali. Secara Khusus, kemudian disoroti mengenai keterlibatan Perempuan dalam kehidupan social kemasyarakatan. WKRI merupakan kelompok organisasi sosial kemasyarakatan yang diharapkan terlibat lebih aktif dan penuh dalam bidang kemasyarakatan, sehingga bisa menampakkan wajah Gereja dalam dimensi yang lebih luas. Sedangkan Worosemedi lebih sebagai paguyuban doa dan memberi kehangatan persaudaraan diantara para janda Katolik yang pertama-tama ingin berbakti untuk lingkup intern mereka. Kalau kita belajar dari pengalaman iman para murid Tuhan, Lukas mencatat secara khusus peranan kaum wanita dan keterlibatan mereka dengan sepenuh hati untuk ‘merawat’ jenasah Yesus. Maka dikisahkan oleh Lukas bab 24 ayat 1 – 12 bahwa Pagi-pagi benar, pada hari pertama dalam pekan, wanita-wanita pergi ke makan dan membawa serta rempah-rempah, yang telah mereka sediakan.” Kegemparan terjadi setelah didapatai batu terguling dari makan dan jenasah Yesus tidak ditemukan. Wanita-wanita itu menceritakan pengalaman menemukan makan kosong dan makna pesan Yesus dan Kitab Suci, namun sekaligus menghadapi ketidakpercayaan para Rasul mengenai makna kisah itu.Bagaimana peranan Perempuan di dalam Gereja dan dalam kehidupan kemasayarakatan mau disadari kembali ? Gagasan berikut mau mendukung keterlibatan nyata kaum perempuan. BAGAIMANA KAUM PEREM­PUAN BERSIKAP? Konsili Vatikan II: Dekrit Tentang Kerasulan Awam mengatakan bahwa: “Awam tidak pernah boleh absen di dalam Gereja” (1). Alasannya:a.      Jumlah penduduk yang kian hari kian bertam­bahb.      Kemajuan ilmu penge­ta­huan dan tekhnologic.      Hubungan yang lebih erat antara manusia menimbulkan masalah-masalah baru yang menuntut keterli­batan lebihd.      Imam begitu sedikit Ajakan lebih lanjut dari para Bapa Konsili (33):“… Agar semua awam dengan rela, dengan jiwa besar dan hati yang siap sedia menjawab panggilan Kristus yang mengun­dang mereka dewasa ini dengan lebih mendesak demikian pula menanggapi dorongan Roh Kudus” Ensiklik Sri Paus Paulus VI: Evangelii Nuntiandi (1975): 1.      Evangelisasi tidak terbatas pada ajaran dan permandian2.      Evangelisasi berarti mem­­­­be­­­ri­­­­kan kabar baik kepa­da semua lapisan manu­sia  dan melalui penga­ruh­nya mengubah manusia dari dalam dan dengan demikian memperbaruinya”. Tu­juannya adalah memper­to­bat­kan hati nurani pribadi dan kolektif orang.3.      Sasaran tidak dalam pengem­bangan Gereja secara geografis melulu, namun “mempengaruhi – dan seakan-akan mengejut­kan – kriteria penilaian oleh umat manusia melalui kekuatan Injil.4.      Injil tidak tergantung kepada kebudayaan, tetapi “mampu menerobos semua tanpa menjadi takluk kepada kebudayaan”5.      Isi utama Evangelisasi adalah “kesaksian bahwa dalam Putra-Nya, Allah telah mencintai dunia”6.      Injil memperhatikan “Hidup konkrit manusia baik pribadi maupun sosial”7.      Injil memperhatikan kebe­bas­an dari semua daya yang memperbudak dan meng­han­curkan: Gereja mempu­nyai kewajiban untuk mewartakan kebebasan ber­juta-juta orang, tugas untuk membantu lahirnya kebebas­an  ini, memberikan kesak­­sian pada kebebasan ini, menjamin bahwa kebebasan itu lengkap8.      Jangan lupa akan makna fundamental kehadiran Gereja yakni bergerak dalam tataran kerohanian dan keagamaan. Bukan karena kesejahteraan materiil, atau hanya terpusat pada manusia.  ISU-ISU MASALAH PE­REM­­­­PUAN SEJAUH MANA MENGGE­RAKKAN HATI ANDA ?Tantangan yang dihadapi:1.      Banyak buruh perempuan di aneka sektor kehidupan (dalam negeri) dan banyak­nya TKI/TKW yang ke luar negeri2.      Kawin campur dan biasanya kaum perempuan yang kalah3.      Kekerasan seksual kepada perempuan di bawah umur (data terselubung) atau bandingkan dengan kasus-kasus kejahatan perkosaan atau kasus-kasus pelanggaran susila di televisi Belajar dari gerakan-gerakan yang ada:1.      Membuat Jaringan dengan LSM atau kelompok lain2.      Gerakan Peduli Kemanu­siaan seperti ‘politik Susu’3.      Sadar akan hak-hak perem­puan dan kekerasan yang terjadi di dalam keluarga dan masyarakat.4.      Pusat-pusat penanganan Krisis yang didirikan oleh Fatayat NU sebanyak 27 buah di tingkat Kabupaten, Adanya Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, PELUANG KETERLIBATAN DI SRAGEN:1.      Kerjasama dengan LSM yang memungkinkan mem­per­luas jaringan dan kepedulian, atau lembaga dengan latar belakang keagamaan namun bergerak dalam bidang kemanusiaan.2.      Mendampingi kasus-kasus Kawin Campur yang merendahkan martabat perempuan3.      Sragen terkenal dengan TKI atau TKW-nya, bagaimana mereka didampingi secara moral dan keimanan kristiani ? Semoga Perayaan Paska yang kita peringati setelah kita terlibatan dalam ‘coblosan – Pemilu’ sebagai salah satu panggilan keterlibatan kita sebagai warga masyarakat dan bangsa,  menggugah keterlibatan kita lebih nyata dalam kehidupan kemasyarakatan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar