- ULTAH Paroki Ke 48 dan Bulan Kitab Suci -
Aneka kegiatan dalam rangka Hari Ulang tahun paroki Sragen ke 48 kita rayakan dalam arus utama menyongsong pesta emas paroki tahun 2007. Puncak pesta emas ingin kita rayakan dengan persiapan bertahap, dengan fokus setiap tahun yang berbeda.
Tahun 2004 menjadi tahun awal kesadaran kita mengenai hari jadi paroki (yang ditandai dengan pendirian badan Gereja resmi: PGPM, 2 September 1957) dan perhatian pada bidang pewartaan.. Pada ultah ke 47 lalu, saya mengajak umat untuk menyadari makna Modal pendirian paroki Sragen yang berupa uang sebesar Rp.1.000, juga menyadari ‘keibuan’ Gereja Sragen yang serba terbuka dan ramah lingkungan (sudah berusia 35 tahun sejak diresmikan tahun 1969). Fokus pastoral paroki tahun 2005 “Keluarga Mengalami Kasih Setia Tuhan dan Menjadi Pewarta Pengharapan” menjadi tema perayaan dengan sasaran perhatian kepada keluarga - keluarga Katolik. Aneka kegiatan yang dirancang dan dibuat oleh Panitia Ad Hoc, dengan sengaja memberi perhatian pada peran keluarga di lingkungan maupun di paroki. Misalnya tirakatan di masing-masing lingkungan, jalan sehat keluarga, aneka lomba dan permainan dalam keluarga. Termasuk permintaan agar lingkungan ambil bagian dalam kerjabakti untuk kebersihan di kompleks Gereja dan menyediakan ‘hadiah hadir’ untuk peserta jalan sehat keluarga. Aneka gagasan untuk memaknai pesta emas paroki telah dicari melalui pelbagai forum dan kesempatan, yaitu: 1. Temu tokoh umat dan Dialog antar Generasi dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Agustus 2005; memunculkan aneka pemikiran dan terobosan mulai dari pendasaran keimanan Katolik, perhatian keada lingkungan dan umat yang ada di pinggiran, hingga peran nyata Gereja menemani generasi muda dan masyarakat umum khususnya KLMTC. 2. Evaluasi dan masukan dari pengurus lingkungan dan pengurus wilayah yang disampaikan dalam rangka evaluasi Dewan Paroki Semester I tahun 2005 3. Pembinaan bagi para calon krismawan di paroki maupun di lingkup wilayah yang mengajak keterlibatan mereka untuk menggereja di lingkungan, wilayah serta paroki dengan kesadaran yang tertanam dalam militansi kekatolikan. 4. Forum-forum lain yang akan diciptakan, terutama melalui aneka paguyuban serta pembinaan Umat dalam kesempatan Ekaristi Lingkungan atau saat-saat lain yang dimungkinkan.Aneka upaya itu dimaksudkan untuk melibatkan sebanyak mungkin dalam gerak paroki dan menyadari dinamika kehidupan Gereja yang nyata ada di wilayah atau lingkungan. Ternyata kerelaan pribadi dari beberapa orang yang mudah tersentuh oleh kepedulian juga segera muncul. Ada keluarga yang datang dengan membawa puluhan dus air minum kemasan, menyediakan kendaraan untuk kepentingan transportasi dan berjaga, ada keluarga yang merelakan rumah dengan segala hidangannya untuk kepentingan tirakatan. Tuhan menggerakkan hati banyak orang untuk terlibat dan berbagi kasih.Aneka kerelaan dan keterlibatan itu akan kita landaskan pada pengalaman Paulus yang ‘Ditangkap oleh Kristus”. Pengalaman rohani yang memerdekakan itu juga ingin kita warisi sebagai pengalaman pribadi yang telah ‘ditangkap oleh Kristus’. Sehingga kita bisa hidup dalam iman, penuh kasih dan menjadi pewarta pengharapan. Melandaskan keutamaan dan keutuhan keluarga dalam iman, harapan dan kasih saya maknai dengan kerelaan orangtua untuk berani omong tentang Allah dalam pengalaman harian anak-anak. Buku bagus dari Kanisius karangan Rabi March Gellman dan Monseigneur Thomas Hartman dengan judul “Di Manakah Allah Bersemayam? “Tanya jawab bagi orang tua dan anak-anak”, merupakan buku bagus yang layak dibaca oleh keluarga-keluarga Katolik. Hal-hal penting bagi orang tua secara khusus ditulis pada halaman 17 – 25. Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh orangtua adalah “Biarkan anak anda menyaksikan Anda melakukan hal-hal religius”. “Allah itu nyata dalam hidup Anda dan harus menjadi nyata pula dalam kehidupan mereka. Jika mereka melihat Anda berdoa, mereka ingin mengetahui tentang doa.Jika Anda hanya mengatakan pada mereka tentang doa, mereka mungkin tidak mengindahkan sama sekali. Jika mereka melihat Anda sedang membaca Kitab Suci, mereka ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya. Jika Anda hanya menceritakan tentang Kitab Suci, mereka mungkin tidak mengindahkan sama sekali” – halaman 19-20 .Aneka kesempatan untuk menanamkan nilai dan keutamaan Kekatolikan ada dalam hidup kita. Namun yang lebih utama adalah saat untuk memulai. Mulai untuk membaca Kitab Suci, mulai untuk berbagi pengalaman tentang Allah, dan mulai terlibat dalam kegiatan lingkungan, wilayah serta paroki kita. Para pendahulu dan peletak dasar kehidupan paroki telah memulainya, para Rasul utusan Allah khususnya Santo Paulus telah ditangkap oleh Kristus, semoga kita juga ditangkap-Nya sebagai rasul di bumi Sukowati.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar