Jumat, 05 Desember 2008

Penanaman Nilai-Nilai Kekatolikan di dalam Keluarga dengan Basis Lingkungan

DALAM SEMANGAT MISI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS


(Sarasehan umat dan pengurus lingkungan/DP Paroki St. Fransiskus Xaverius Kidul Loji)


Rabu, 3 Desember 2008


fx.gif

Catatan Pendahuluan:


1. Semangat misioner St. Fransikus Xaverius adalah kerelaannya diutus dan pergi ke tanah misi (sebagai pengganti imam lain yang diberi tugas namun menjelang berangkat tugas justru jatuh sakit). Fransiskus Xaverius muda, dengan penuh semangat mewartakan Injil tanpa mengenal batas-batas kehidupan, dia menerobos batas-batas yang ada. Kepandaiannya untuk datang kepada pemuka masyarakat (dengan membawa pelbagai upeti yang menarik, menjadi salah satu cara pewartaan Injil yang mudah diterima.

2. Kita perlu menata ulang model kesaksian yang kita buat, sekaligus perlu juga belajar dari “ngelmu dagang” dalam menawarkan dagangannya …. Dan ternyata laku.

3. Tugas Misioner dihayati sebagai KESAKSIAN HIDUP yang mencakup segi pribadi, lingkungan serta sosial kemasyarakatan.

4. Pengurus Lingkungan dan Dewan Paroki diharapkan menjadi motor penggerak dan penyemangat hidupnya Lingkungan dan Paroki dengan pelbagai kelompok kategorial atau paguyuban yang ada.

Rabu, 26 November 2008

Salam Jumpa

mbugh.jpg

Hallo pengunjung terkasih, Berkah Dalem !!
Terima kasih karena anda berkenan mengunjungi situs ini,
Silakan anda menuliskan komentar dan pesan tentang blog ini,
mari kita berdiskusi bersama dalam kasih erat persaudaraan.
Akhirnya selamat menikmati sajian yang ada di situs pribadi ini.
Terima kasih.

Minggu, 16 November 2008

Pendidikan Media Dalam Keluarga

Minggu Komsos sudah berlalu (kita rayakan pada hari Minggu, 20 Mei 2007). Namun pesan pastoral Bapa Suci Benedictus XVI masih tetap relevan untuk kita cermati dan kita lihat lebih jauh. Bagaimana keluarga-keluarga dengan sadar mengembangkan kepekaan bermedia dalam kehidupan harian yang ditandai dengan percepatan informasi dan arus kehidupan yang tak terbendung. Kecepatan informasi dan kemajuan jaman membuat kita dipermudah dalam banyak hal, namun juga ada hal-hal yang layak dicermati karena kita bisa diperbudak dan tidak merdeka dengan pelbagai perkembangan yang ada.

Menjadi Katolik Sebagai Keharusan Bagiku

- Terobosan memaknai nilai-nilai Kekatolikan -

 Akhir-akhir ini hati saya diusik oleh pelbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat. Pelbagai konsultasi di ruang tamu maupun dalam perjumpaan dengan umat juga teman muda, menunjukkan ‘sakitnya’ beberapa keluarga kita. Sakitnya keluarga ini ditandai dengan minimnya komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, serta hangatnya relasi suami istri juga dengan mertua yang jauh dari harapan. Persoalan ekonomi tentu juga tak terelakkan. Tulisan ini keluar dari permenungan hati saya, sambil membaca pengalaman beberapa orang atau keluarga yang mencari cara untuk menghangatkan situasi keluarga dan menampakkan kekatolikan yang nyata.

 

Kita Bisa Berbuat Sesuatu

Data statistik paroki tahun 2004 hingga awal tahun 2006 memberi beberapa petunjuk yang baik untuk kita cermati dan perhatikan bersama. Bahwa hidup kita sendiri sudah disibukkan oleh berbagai aktifitas harian (tugas dan pekerjaan pokok) tidaklah dipungkiri. Bahwa hidup dan pengalaman di keluarga memberi tanggungjawab dan beban tertentu, juga menjadi bagian hidup harian. Selanjutnya, bagaimana iman kepercayaan menjadi bagian integral bagi pertimbangan hidup kita dan bukan sekedar suatu tempelan di luar, merupakan kecerdasan kita.Kita bermimpi jauh ke depan, bahwa paroki Sragen akan kita kembangkan menjadi Paroki Sidoharjo dan Paroki Kedawung. Kita juga bermimpi bahwa Wilayah Jenawi dengan keasrian dan kesejukan alamnya menjadi rumah animasi kegiatan. Bagaimana mimpi itu mulai diwujudkan sebagai sebuah langkah-langkah bayi – langkah-langkah kecil? Semoga data-data yang ada menjadi ladang berpikir dan pertimbangan untuk membuat program kerja dan fokus perhatian langkah demi langkah.

Rangkuman Sarasehan Lintas Generasi

Sabtu, 2 September 2006

(Hadir 50 peserta dari 62 undangan)

 Perayaan menyambut Lima puluh tahun Paroki kita dibuka dengan acara sarasehan Lintas generasi yang memperbincangkan peta kehidupan Kabupaten Sragen secara luas. Diskusi peta ini menghasilkan berbagai macam bahan yang baik untuk direfleksikan lebih lanjut secara mendalam mengawali berbagai pastoral kita. Selain  kegiatan tersebut Gereja juga mencoba melemparkan jajak pendapat mengenai perkembangan Gereja katolik Sragen. Jajak Pendapat tersebut meminta pendapat umat tentang fokus kegiatan yan penting untuk perayaan 50 tahun paroki dan cara yang perlu dimulai untuk menciptakan habitus baru.  Untuk itu kami ingin menyajikan hasil diskusi sarasehan dan hasil jajak pendapat tersebut guna menjadi bahan refleksi seluas paroki Sragen. 

Agenda Pemilihan Pengurus Dan Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan

 1. Pemilihan Pengurus Lingkungan dan kelengkapan Pengurus diharapkan sudah selesai pada bulan Juni 2006. Lingkungan dan kelompok kategorial atau paguyuban mengajukan 3 nama yang diusulkan menjadi Pengurus Harian Dewan Paroki (bisa nama dari lingkungan sendiri atau calon dari lingkungan lain). Pada saat ini pula, lingkungan mengajukan usulan nama-nama calon Prodiakon Paroki dari lingkungan masing-masing. Lingkungan bisa mengajukan 2 – 3 nama dengan memberi perhatian pada peran perempuan. Pada saat pemilihan pengurus, supaya disampaikan pula pertanggung­jawaban Pengurus Lingkungan, disertai dengan inventarisasi harta milik lingkungan (misal alat misa, kas lingkungan, buku-buku, dll); selanjutnya pertanggungja­waban dan daftar inventarisasi lingkungan itu diserahkan kepada Pengurus Lingkungan yang baru.

 

Struktur Kepengurusan Dan Pembentukan Tim Kerja

Pengurus Lingkungan terdiri dari: A. Pengurus Inti terdiri dari:
  1. Ketua
  2. Sekretaris 1 – 2 orang
  3. Bendahara 1 – 2 orang
 

Adorasi Ekaristi Abadi, Adorasi Ekaristi Sehari

hpim1353_resize.jpg


- Pemahaman dan Kemungkinan Pengembangannya -



Latar Belakang Latar Belakang munculnya kegiatan adorasi ekaristi abadi – sehari di KAS tahun 2006-2007 ·

Tahun Ekaristi (Oktober-2004 2005) yang dicanangkan Bapa Suci Yohanes Paulus II memberi gema  yang mendalam kepada umat beriman Kristiani mengenai kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi dan kehadirannya yang tetap dalam rupa roti pada Sakramen Mahakudus. Pada penutupan Tahun Ekaristi, diadakan Sinode Para Uskup di Roma dari tanggal 2 – 23 Oktober 2005. Tema Sinode para uskup sedunia itu ialah “Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup dan Perutusan Gereja“ (The Eucharist: Source and Summit of the life and Mission of the Church). Tema ini tentu mengalir dari ajaran Konsili Vatikan II yang menyatakan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup seluruh umat Kristiani. Butir ajaran Gereja yang kembali digaungkan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Sinode Para Uskup tersebut ialah ajakan agar umat beriman mencintai Perayaan Ekaristi dan suka mengadakan adorasi Ekaristi. Perutusan umat beriman di tengah dunia yang terus bergolak dan penuh persoalan dan bencana ini membutuhkan kekuatan batin yang kokoh. Kekuatan batin yang kokoh itu tiada lain hanya mengalir dan berasal dari Tuhan Yesus Kristus yang dirayakan dalam Perayaan Ekaristi dan disembah sujud dalam Adorasi Ekaristi.

Maju Dan Bergerak Dengan Habitus Baru

- Pergantian pengurus lingkungan/wilayah dan Dewan Paroki -

 Masa bhakti pengurus lingkungan/wilayah dan DP di lingkup Paroki Sragen akan segera berakhir. Diperlukan gerak langkah dan pemahaman bersama untuk menata kembali kepengurusan lingkungan/wilayah serta DP. Gerak bersama seluruh umat dan pengurus dengan pemahaman akan asas yang ada, akan membantu jalannya kehidupan menggereja kita. Pelayanan kepada umat dan pengabdian kita kepada masyarakat dimana kita berada, akan terarah pada terwujudnya Kerajaan Allah yang memerdekakan.

 

Perayaan Tahun Yubileum Pesta Emas Paroki Sragen 2007

Program Kerja Dewan Paroki

 Salah satu butir ARDAS KAS 2006 – 2010 berbunyi : “Dalam konteks masyarakat Indonesia yang sedang berjuang mengatasi korupsi, kekerasan, dan kerusakan lingkungan hidup, umat Allah KAS terlibat secara aktif membangun Habitus Baru berdasarkan semangat injil (bdk. Mat 5-7). Habitus baru dibangun bersama-sama: dalam keluarga dengan menjadikannya basis hidup beriman; dalam diri anak, remaja, dan kaum muda dengan melibatkan mereka untuk pengembangan umat; dalam diri yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir, dengan memberdayakannya”. 

Merayakan Tahun Yubileum 2007 Di Paroki St. Perawan Maria Di Fatima Sragen

Di tempat tinggal kita, kata “Yubi­leum” bukan kata yang sangat akrab kita gunakan. Bahkan sebagai se­buah tradisi dan perayaan pun kita tidak punya pesta-pesta atau ritual-ritual rakyat yang sepadan untuk Yubileum. Kita perlu memahami bagaimana tradisi yang berasal dari bangsa Israel itu berlaku dan ber­pengaruh dalam kehidupan sosial mereka.

Merintis Jalan Menuju Perubahan

HASIL PERTEMUAN NASIONAL

ORANG MUDA KATOLIK INDONESIA 2005

Cibubur, 12-16 November 2005

 I.    PENGANTAR

Pertemuan Nasional Orang Muda Katolik Indonesia 2005 ingin mengkaji secara lebih dalam tentang rusaknya keadaban publik dalam hidup bersama. Pengkajian ini didasarkan pada masalah-masalah serius yang telah dipaparkan dalam Nota Nastoral Konferensi Waligereja Indonesia 2004. Korupsi, kerusakan lingkungan hidup dan kekerasan yang ditelaah dengan analisa tiga poros memperlihatkan bagaimana interaksi antara negara, masyarakat pasar dan masyarakat warga nampak begitu tidak seimbang.

Mengingat Orang Muda Katolik Indonesia adalah bagian dari Gereja dan Bangsa, situasi dan permasalahan itu menjadi penting untuk dibaca dan diterjemahkan dengan cara pandang Orang Muda. Dengan demikian, menjadi nampak bahwa keterlibatan orang muda memang dapat menentukan dan mempengaruhi hidup bersama.

 

Maju Dan Bergerak Dengan Habitus Baru Sebagai Tim

Rekoleksi Pengurus Lingkungan/Wilayah

Paroki Santa Perawan Maria di Fatima di Sragen

Masa Bakti 2006-2009

 

Peta Paroki Sragen

Umat hidup dalam paguyuban umat di Lingkungan (44 lingkungan) dan atau kelompok. Persekutuan 3 – 7 lingkungan menjadi Wilayah (11 Wilayah). Lingkungan menjadi ujung tombak kehidupan menggereja, maka perlu kerjasama lebih nyata dengan wilayah, sebagai wujud representasi kehadiran Gereja di tengah-tengah masyarakat, dengan segala keterlibatan pun pula keprihatinannya.

Pemahaman dasar tentang Kring atau lingkungan pada awal mulanya, sehingga kita mengerti dan menyadari paham dasar serta hekekatnya (Buku INDONESIANISASI dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia karangan Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap halaman 353): “Tiap kring terdiri dari sekitar 20 – 30 keluarga Katolik, dipimpin oleh seorang pamong, orang sederhana, berkeluarga, dan bertanggung­jawab. Ia mengetahui segala yang terjadi dalam kringnya, apa yang diperlukan anggota-anggotanya. Ia membimbing mereka dalam mengha­dapi kepriha­tinan serta kebutuhan manusiawi mereka. Ia gembala yang sejati dalam jemaat kecil itu, yang hidup di tengah kelompok besar orang-orang Jawa yang Muslim atau berlatar belakang keagamaan Jawa. Tiap-tiap bulan para pamong bertemu untuk berunding bersama dan membahas perkara-perkara paroki. Dalam kringnya sendiri pamong memimpin ibadat-ibadat dan memberi pelajaran kepada para magang baptis.  Sesudah perang, sistem tetap m

Pengolahan Evaluasi Semester I, Program Kerja Dp Tahun 2005

MASUKAN DARI WILAYAH

 

·          Bagaimana Rama Paroki dan Dewan Harian melaksanakan tugas dan pelayanan kepada umat ? Apakah ada yang perlu dibenahi dan difokuskan ?

 Pelayanan kepada umat dinilai sudah cukup baik, Program Kunjungan Umat sangat baik dan perlu dilanjutkan. Dewan Harian diharapkan hadir dalam Pelantikan Pengurus Lingkungan/Wilayah sehingga memberi semangat bagi pengurus lingkungan/wilayah. Pengurus DH diharapkan ikut terjun dalam kesempatan Ekaristi lingkungan atau dalam kegiatan di lingkungan sehingga mengerti dinamika kehidupan umat.

KAMUS PINTAR BEBERAPA PELAYANAN POKOK

Urusan penerimaan sakramen-sakramen Gereja

 1.       Pelayanan Misa lingkungan: Dilayani dengan jadwal rutin selapan sekali. Ujub khusus bisa dilayani dengan mencari waktu yang cocok dengan acara Rama. Keluarga ybs bisa langsung menghubungi Rama Paroki dalam koordinasi dengan Ketua Lingkungan

 2.       Baptisan Bayi: Prioritas utama, dilayani pada saat Minggu II sesudah Misa siang (pelaksanaan jam 09.00 di Gereja Sragen) atau di Gereja Wilayah dimana diadakan Misa Wilayah. Dengan alasan tertentu (keluarga pendatang atau ke rumah eyang atau kerabat di Sragen ini, ujud khusus terkait dengan peristiwa penting di dalam keluarga) bisa dilayani sesuai dengan kesepakatan jadwal dengan Rama atau saat kesempatan Misa Lingkungan, dalam koordinasi dengan ketua lingkungan. Syarat pokok: mengisi blangko pendaftaran, menyertakan foto copy surat nikah Gereja dan akta kelahiran anak ybs. Perlengkapan lain: Lilin untuk baptisan, iura stolae (tanda syukur sebagai persembahan untuk Imam dan masuk ke kas pastoran).  

 3.       Komuni Pertama: Setelah anak berusia 9 tahun dan atau duduk di kelas 4 SD, sudah harus dipersiapkan untuk sambut komuni pertama. Guru agama atau katekis lingkungan, bisa juga bekerjasama dengan Kaum Muda

Siap Diutus Dan Terlibat Dalam Kepengurusan Lingkungan

Siap diutus dan terlibat

Bulan Juni ini semua lingkungan di lingkup paroki Sragen menyelenggarakan pemilihan pengurus lingkungan. Bersamaan dengan itu, diusulkan pula nama-nama warga yang diusulkan sebagai calon pengurus Dewan Harian, serta Prodiakon Paroki dari masing-masing lingkungan. Harapannya, ada kerelaan dan kesungguhan untuk ambil bagian dalam kehidupan menjemaat, melalui keterlibatan di kepengurusan lingkungan. Sejalan dengan gerak Arah Dasar KAS, kita ingin mengajak keterlibatan perempuan, dan kaum muda dalam kepengurusan ini. Semoga memang ada kesadaran baru untuk ambil bagian dalam mewujudkan iman yang hidup dan tanggap dengan keadaan. Pengurus lama atau siapapun yang telah punya pengalaman dalam mengurus elbagai kepentingan lingkungan, diharapkan menularkan pengalamannya, rela digantikan dan amemberi kesempatan yang lebih muda untuk ambil bagian. Siap untuk terlibat dan memberi dukungan, kendati namanya tidak lagi tercantum sebagai pengurus. Jiwa kepemimpinan dan pelayanan, bagaimanapun tetap akan menjadi milik anda ‘para pepundhen’ dengan jam terbang yang lebih tinggi dibanding tunas-tunas muda yang sedang mekar.

 

Lingkungan, Wilayah, Stasi & Paroki

Menurut Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP)

Keuskupan Agung Semarang 2004

 PENGANTAR

  Sejak beberapa tahun yang lalu, di Keuskupan Agung Semarang ber-kembang berbagai wacana dengan berbagai kata kunci; seperti Gereja yang hidup, Gereja yang signifikan secara internal dan relevan secara eksternal, spiral pastoral, penegasan bersama, pelayanan yang murah hati, solidaritas, dsb. Wacana- wacana seperti ini menunjukkan dinamika hidup Gereja kita yang sungguh-sungguh ingin terus membaharui diri. Agar wacana itu tidak berhenti pada gagasan, tetapi menjadi hidup yang mempunyai roh dan bentuk, dipikirkanlah pembaharuan Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) yang telah kita gunakan sejak tahun 1987. PDDP 2004 ini diharapkan dapat menampung dan memberi dasar yang kuat bagi dinamika hidup Gereja kita dalam beberapa tahun ke depan (Mgr. I Suharyo dalam pengantar PDDP 2004)

Tahapan Katekumenat

Dasar Pembaharuan dan penataan kembali

 

SAKRAMEN INISIASI: Baptis, Krisma dan Komuni I:

 

“Harus diadakan kembali katekumenat orang dewasa dengan tahap yang berbeda-beda, yang harus dibiasakan lagi menurut pertimbangan pimpinan setempat …..” (Konstitusi Liturgi/SC. 64)

 “Katekumenat bukan melulu suatu penjelasan dogma-dogma dan perintah-perintah, melainkan suatu pendidikan kehidupan Kristen yang menyeluruh, dan suatu masa percobaan yang berlangsung sebagaimana mestinya. Inisiasi kristen di dalam ketekumenat harus diselenggarakan bukan saja oleh para katekis atau imam, tetapi oleh seluruh jemaat beriman, terutama para wali baptis, sedemikian, hingga dari awal para ketekumen merasa dirinya bergabung dalam Umat Allah (Dekrit Karya Misioner/Ad Gentes 14) Baca pula Puji Syukur halaman 104 – 109 atau Kidung Adi  halaman 85-90.

 

Pastoral (Penguatan) Lingkungan Untuk Keterlibatan Umat (Anak - Remaja) Dalam Hidup Menggereja

Catatan umum:

1.       Kita tidak memulai dari nol, sudah ada bahkan banyak hal yang baik yang sudah kita buat

2.       Kesadaran pokok yang ada: Penguatan lingkungan, bukan pemekaran kendati ada usaha ke arah pemekaran

3.       Kegiatan anak dan remaja umumnya masih menjadi obyek atau yang diobyekkan.

4.       Roh Yubelium bagaimana digemakan lagi (apa yang sudah ada dan bisa ditekankan lagi), misalnya Gerakan jam belajar anak pukul 18.00 – 21.00 (bagaimana dimaknai dengan keaktifan anak-anak pada jaman ini dengan pelbagai kesibukan les dst?), acara wedangan. Baca lagi buku kenangan Yubileum dan Angupados Toya.

5.       Muara akhir pemberdayaan atau penguatan lingkungan itu apa maknanya ? (Perlu tehnik tertentu dan dicari usaha nyata untuk menyemangati umat lingkungan, perlu memaknai keterlibatan)

 

Menggagas Program Kerja Tahun 2008

“Keluarga Menjadi Tempat Tumbuh Kembangnya Anak - Remaja Dalam Keceriaan, Kecerdasan dan Kegembiraan”.

 

Tahun 2007 menjadi Tahun Keluarga, sekaligus menjadi puncak syukur peringatan Yubileum Pesta emas Paroki Sragen. Fokus Pastoral Paroki. Tanpa kehilangan makna syukur Yubileum yang berwatak sosial kemasyarakatan serta mendapat landasannya dari ungkapan syukur umat Perjanjian Lama, kita memaknai pesta emas di Bumi Suko­wati. Setiap orang dengan caranya sendiri telah ambil bagian untuk menyemarakkan pelbagai kegiatan selama satu tahun penuh. Dari keterlibatan umat dan donatur kita bisa menyelenggarakan kemeriahan pesta emas, dengan dana yang masih sisa sebagai kemurahan Tuhan lebih dari Rp. 30.000.000. Gempita pesta emas masih diteruskan oleh keluarga-keluarga melalui lilin Yubileum yang digilir dari rumah ke rumah dan telah dipuncaki dengan Penutupan Tahun Keluarga tanggal 29 dan 30 Desember 2007 pada Pesta Keluarga Kudus. Njur arep ngapa, itulah pertanyaan yang selalu menggelitik kita semua.

Semakin Cerdas Dalam Hidup Menggereja

Kesempatan peringatan Yubileum Pesta Emas paroki Sragen memberikan begitu banyak kesempatan untuk keterlibatan umat. Mentradisikan rasa syukur dan memaknai penyelenggaraan Tuhan yang agung dengan pelbagai rahmat yang diberikan kepada kita sebagai Gereja, sungguh hal yang berkenan kepada Tuhan. Gelar perayaan syukur selama satu tahun, sudah mendekati ke puncak perayaan. Rasa awang-awangen dan ketidak­pahaman kebanyakan orang, mulai dihangatkan dan disingkirkan, setelah ada pelbagai kegiatan terjadwal yang diteruskan dengan aneka kegiatan yang melibatkan umat lingkungan. Silih berganti panitia mengadakan rapat dan mengupayakan sosialisasi yang diharap sampai ke umat Katolik di seluruh paroki Sragen. Bahkan diharapkan ada gema tersebar yang bisa menjangkau sanak-saudara asli Bumi Sukowati yang menetap di tanah rantau atau tanah harapan hidup.

 

Fungsi Agama Dalam Pluralitas Masyarakat

Belajar berdialog dengan agama/kepercayaan lain

 (Diskusi Antar Komunitas Agama dan Masyarakat, oleh CITRA KASIH SRAGEN) 

Senin, 23 Januari 2006 oleh Rm. FX. Sukendar W, Pr

GEREJA KATOLIK BERDIALOG

 MENJALANI PUASA DAN PANTANG,IKUT MEMBANGUN KEHIDUPAN BERSAMA

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 25/26 FEBRUARI 2006

 Ibu/Bapak, Saudari/saudaraku yang terkasih dalam Kristus, 1.   Tidak jarang kepada saya diajukan pertanyaan ini, “Rama, sekarang ini banyak didirikan tempat-tempat ibadah baru. Upacara-upacara keagamaan juga tampak semakin meriah. Tetapi mengapa negeri kita tidak menjadi semakin damai dan sejahtera? Mengapa tampaknya yang terjadi justru yang sebaliknya?”. Tidak mudah menjawab pertanyaan yang jelas dan sederhana ini. Salah satu jawaban yang sering diberikan ialah, orang sudah merasa puas dengan melakukan aturan-aturan keagamaan secara lahiriah. Sementara tanggungjawab untuk mewujudkan iman dalam tata kehidupan bersama – baik pada tataran pemerintahan, dunia bisnis maupun masyarakat warga – tidak begitu saja disadari dan dilaksanakan.

Membumikan Gagasan Visi Paroki

- Dari Tradisi ke Opsi -

 DASAR:

 1.       PDDP 2004 harus dilengkapi dengan PPDP Paroki Sragen, kita sudah sampai draft ke tiga, sudah dibaca oleh Tim DKP KAS dan sudah mulai ditanggapi oleh DH: perlu masukan dari Dewan Inti, perlu agenda kerja jelas dan finalisasi bahan. Desember 2005 kita harap telah selesai.

 2.       Berpastoral dengan DATA: Hasil Angket Ardas KAS oleh Tim Angket Ardas KAS 2005 memberi data tentang situasi paroki-paroki di KAS, juga situasi paroki kita. Situasi Konkrit Paroki sejauh muncul dari angket:

 a.       Umat Katolik berperan aktif dalam hidup bermasyarakat: Umat menyatu dalam masyarakat, membaur dalam budaya, banyak yang jadi pengurus/tokoh dalam masyarakat.

 b.       Perhatian pada KLMT sudah dengan karya nyata: dengan aneka macam tindakan karitatif, peran besar PSE Paroki telah dirasakan.

 c.       Pelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan sudah menjadi bagian perwujudan iman: ada kerjasama dari PSE dengan Kalurahan untuk penghijauan, penananam 1000 bibit pohon, kesadaran yang dibangun: “hidup ini juga anak cucu – jangan serakah, tidak membiarkan rusaknya lingkungan”.

 d.       Kegiatan paguyuban-paguyuban sudah membuat umat berbela rasa: makin banyak umat yang ambil bagian, kepedulian/solida­ritas berkembang, ada relasi antar pagu­yuban-paguyuban yang ada.

 

Temu Tokoh Umat Dan Dialog Antar Generasi

(Jumat, 12 Agustus 2005 di Pastoran Katolik Sragen)

 

Undangan       :    Tokoh Umat dan perwakilan Generasi + Dewan Harian berjumlah 60 orang.

 

Hadir                 :    45 orang, pertemuan dari pukul 18.15 – 21.00, didahului dengan santap malam bersama.

 

Acara                :  Pembuka dari Bp. Hanung TW, diteruskan dengan pengantar dari Ibu Kussunartuti dan pembuka dialog oleh Rm. FX. Suhanto, Pr (Ada lembar pink sebagai bahan acuan masukan)

 

Modul Pembelajaran ASG (Ajaran Sosial Gereja)

KITA DIUTUS MENJADI 

“Gaudium et Spes “ ( Kegembiraan dan Harapan)

 Bulan Agustus oleh KAS ditetapkan sebagai Bulan ASG (Ajaran Sosial Gereja). Pertemuan untuk memperingati HUT 60 Indonesia diisi dengan pendalaman GS (Gaudium et Spes: Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II, terbit 7 Desember 1965) diproses melalui langkah-langkah sebagai berikut: 

Program Kerja 2005 Masa bhakti Dewan Paroki Tahun 2003-2006

Kerangka Dasar:

 

·         Menuju Pesta Emas Paroki Sragen tahun 2007 dengan langkah-langkah strategis selama 3 tahun (2005, 2006 dan Puncaknya 2007)

 

·         Program Kerja dan Fokus Pastoral tahun 2004 yang telah dievaluasi: Membangun Semangat Perutusan Murid Pada Tahun Pewartaan dan Syukur Atas Karunia Iman.

 

Konteks Intern KAS dan KWI

Masa akhir berlakunya Ardas KAS 2001-2005 dan mulai dibicarakan Rancangan Ardas Baru 2006-2010

 

Fokus Pastoral 2005         :  Syukur atas Pertumbuhan Paguyuban-Paguyuban Dengan Memantapkan Persekutuan Paguyuban - Paguyuban Peng­harapan Dalam Menyikapi Realitas Kemiskinan

 

Nota Pastoral 2005           :  Gereja Persekutuan Paguyuban-Paguyuban Pengharapan.

 

Nota Pastoral KWI 2004    : Gereja membentuk HABITUS Baru: Keadaban Publik

 
Konteks Nasional dan Kabupaten Sragen

Ø       Pemerintahan Baru (Presiden) hasil Pemilu langsung dari rakyat tahun 2004

Ø       Pergantian Pimpinan Daerah Kabupaten Sragen dengan Pilkada langsung pada tahun 2006, hangatnya mulai terasa pada tahun 2005

 

Menggagas Program Kerja Tahun 2005 Dewan Paroki SP. Maria Di Fatima Di Sragen (Masa Bhakti 2003-2006)

Kerangka Dasar:

 

·         Menuju Pesta Emas Paroki Sragen tahun 2007 dengan langkah-langkah strategis selama 3 tahun (2005, 2006 dan Puncaknya 2007)

 

·         Program Kerja dan Fokus Pastoral tahun 2004 yang telah dievaluasi: Membangun Semangat Perutusan Murid Pada Tahun Pewartaan dan Syukur Atas Karunia Iman.

 

Konteks Intern KAS dan KWI

Masa akhir berlakunya Ardas KAS 2001-2005 dan mulai dibicarakan Rancangan Ardas Baru 2006-2010

 

Fokus Pastoral 2005         :  Syukur atas Pertumbuhan Paguyuban-Paguyuban Dengan Memantapkan Persekutuan Paguyuban - Paguyuban Peng­harapan Dalam Menyikapi Realitas Kemiskinan

 

Nota Pastoral 2005           :  Gereja Persekutuan Paguyuban-Paguyuban Pengharapan.

 

Nota Pastoral KWI 2004    : Gereja membentuk HABITUS Baru: Keadaban Publik

 
Konteks Nasional dan Kabupaten Sragen

Ø       Pemerintahan Baru (Presiden) hasil Pemilu langsung dari rakyat tahun 2004

Ø       Pergantian Pimpinan Daerah Kabupaten Sragen dengan Pilkada langsung pada tahun 2006, hangatnya mulai terasa pada tahun 2005

 

Tugas-tugas dari KAS sebagai momentum menggereja:

·         Statistik Paroki masuk ke KAS akhir Februari 2005

·         Setiap Paroki Harus membuat PPDP (ada Tim dari Keuskupan yang bisa dihubungi dan siap mendampingi): sifat mendesak.

·         Menyerahkan RAPB Paroki tahun 2005 pada bulan Januari 2005 serta menyerahkan Laporan Perkembangan Umat dan situasi paroki Sragen tahun 2004

Spiritualitas Pengelolaan Harta Benda & Keuangan Gereja

Prinsip dan sikap:

Kitab Hukum Kanonik 1983 “ Semua saja baik klerus maupun awam, yang dengan dasar lehitim mengambil bagian dalam pengelolaan harta benda gerejawi, diwajibkan memenuhi tugasnya atas nama Gereja, seturut norman hukum.”  (1282) “

Semua pengelola diwajibkan memenuhi tugas mereka dengan kesung­guhan seorang bapa keluarga yang baik.” (1284 $1)

“ Oleh karena itu haruslah: menga­wasi agar harta benda yang dipercayakan kepada­nya janganlah hilang atau menderita kerugian dengan cara apa pun: kalau perlu untuk tuju­an itu, dengan membuat kontrak asuransi.” (1284 $2*1) “

Mengusahakan agar pemilikan harta benda gerejawi diamankan dengan cara-cara yang sah secara sipil.”  (1284 $3*2) “

Memelihara dengan baik buku-buku pemasukan dan pengeluaran, membuat laporan pengelolaan pada akhir setiap tahun.” (1282 $3*7 dan 8  )
“  Mengatur dan memelihara dalam arsip yang rapi dan serasi dokumen-dokumen serta barang-barang bukti yang memberikan dasar hak-hak Gereja maupun lembaga terhadap harta bendanya; jika dapat dilakukan dengan mudah naskah-naskah otentik haruslah disimpan dalam arsip kuria.” (1284 $3*9)

Senin, 27 Oktober 2008

BERLIMPAHNYA RAHMAT TUHAN DALAM KEBERSAMAAN

- Pertanggungjawaban Akhir Karya Pastoral di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima di Sragen–  GAGASAN DASAR Saya bersyukur untuk peziarahan iman dan pergulatan hidup dengan umat Allah Paroki Sragen tempat saya mengabdi, melayani dan berbagi pengalaman kehidupan dalam karya pastoral dari Juli 2003 hingga Juli 2008. Lima tahun penuh rahmat Tuhan dan anugerah kehidupan saya lalui bersama. Betapa indahnya hidup ini, melayani umat dan berkembang bersama menanggapi situasi nyata, mewujudkan hadirnya Kerajaan Allah dalam kesadaran membangun Visi - Misi paroki sebagai bagian dari KAS: “Setia menjadi murid Yesus Kristus” di Bumi Sukowati dan Karanganyar.  Pertanggungajwaban dasar dalam karya: Awal tugas saya di paroki Sragen, disambut dengan akhir masa bakti pengurus Dewan Paroki 2003. Kemendesakan kebutuhan membuat saya harus segera masuk dalam dinamika kehidupan Dewan Paroki melalui pemilihan pengurus dewan yang baru. Saya beruntung karena Romo Suryonugroho telah satu tahun menjadi teman perjalanan umat, sehingga bisa menjembatani apa yang telah diperjuangkan umat bersama Romo Petrus Soeprijanto  dan apa yang perlu saya teruskan serta tindaklanjuti. Kesadaran yang saya bangun dalam diri sebagai pastor Paroki (setelah delapan tahun menemani tunas muda calon imam di Seminari Mertoyudan, Juli 1995 – Juli 2003) adalah masuk dalam arus umum model berpastoral di KAS yang terus menerus dikawal oleh Rm. J. Pujasumarta (Vikjend KAS, yang mulai 17 Mei ditunjuk sebagai uskup Bandung) dan diterjemahkan melalui fokus pastoral keuskupan serta pelbagai tawaran kegiatan melalui DKP dengan komisi-komisinya. Hal-hal itulah yang memberi pengaruh kuat dalam gaya berpastoral di Paroki Sragen yang kemudian diterjemhakna dalam beberapa hal1.      Memperkenalkan model Dinamika Spiral Pastoral dan keberanian membuatAnalisa SWOT kepada pengurus Dewan Paroki Pleno maupun dalam pelbagai paguyuban yang ada. .      MODEL KERJA Dewan Paroki dalam arus semangat  DKP KAS serta hebatnya komitmen Pengurus Dewan Paroki untuk bekerja berdasarkan data, tidak sekedar kebiasaan yang telah berlaku. 3.      Situasi umat dan geografi Paroki Sragen di pinggiran perbatasan dengan Jatim  membutuhkan sentuhan serta terobosan khusus hingga jarak yang jauh dengan pusat-pusat pastoral atau pusat informasi kekatolikan (toko buku, kevikepan, tempat ziarah dan pembinaan) bukan menjadi alasan untuk tidak mengerti perkembangan gerak keuskupan dan kevikepan. 4.      Kabupaten Sragen yang mempunyai moto pelayanan SMART dengan terwujudnya “One Stop Service”, serta menjadi Kabupaten yang cerdas, kita sadari sebagai mitra kehidupan dalam pembangunan masyarakat. Website paroki yang terus menerus di-update menjadi sarana komunikasi diantara umat (kendati sangat terbatas) dan bahkan umat luar paroki yang lebih banyak memanfaatkan.   

Indahnya Keterlibatan dan Keberpihakan

Berpastoral berdasarkan data sudah menjadi wacana sekaligus praktek kita selama tahun-tahun terakhir meng­gereja kita di Bumi Sukowati ini, bahkan memang menjadi tekanan pokok dari Keuskupan Agung Semarang. Menjadi penting bagi kita, dan siapapun yang dipercaya menjadi pengurus suatu kegiatan atau kelompok, misalnya pengurus Dewan Paroki, Pengurus Mudika dan Tim Kerja atau paguyuban untuk membuat peta keadaan yang nyata dari orang-orang yang akan kita layani, juga situasi sekitar yang melingkungi. Memetakan permasalahan dan kondisi aktual yang dihadapi baru kemudian menentukan jenis kegiatan yang akan dibuat, menjadi cara ber­tindak yang perlu diupayakan dari waktu ke waktu. 

Harapan akan Keabadian

Ajaran katolik mengenai Kebangkitan Orang Mati merupakan bagian hakiki dari iman kepercayaan Kristiani. Sudah ditulis oleh Tertulianus bahwa “Kebangkitan orang-orang mati adalah harapan orang Kristen; dalam iman akan kebangkitan itu kami hidup”. Bahkan tubuh kita yang fana inipun akan hidup kembali (Roma 8:11). Dasar dari iman kepercayaan akan kebangkitan orang mati terletak pada Yesus yang adalah Kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Dalam kehidupan di dunia Yesus juga memberikan jaminan akan kebangkitan itu dengan membangkitkan beberapa orang mati dan dengan demikian me­ngumumkan kebangkitan-Nya sendiri kendati dengan tatanan yang lain. Yesuslah tanda nabi Yunus, tanda kenisah, setelah dibunuh akan bangkit pada hari yang ketiga. 

Memasuki Ruang Hati Solidaritas

ENGKAU SELALU ADA, meng­gema dan dinyanyikan paduan suara maupun anak-anak yang maju untuk ‘komuni bathuk’ (berkat Tuhan di dahi dari imam yang memimpin ekaristi). Hampir setiap ekaristi mingguan di Gereja Pattimura 2, mulai sekitar bulan Januari 2008, suara merdu anak-anak, dilengkapi lantunan empat suara dari tata suara yang dibuat oleh Ketua Lingkungan Taman Sari, menjadi bagian peneguh iman sekaligus pengiring untuk kesungguhan anak-anak dalam menyadari kehangatan Sang Sumber Segala Cinta. Penegasan yang mantab dari penggal akhir lagu Engkau Selalu Ada: “Kasih-Mu hidup dalam hati manusia”. Hal yang juga mem­bangga­kan, makin banyak anak-anak yang ikut doa dan nyanyi di depan altar dan tentu juga kehadiran keluarga beserta orangtua yang makin banyak di gereja (karena harus mengantar anak-anak datang ke gereja untuk misa dan latihan). Efek bola sodok yang terjadi, orangtua juga rela mengantar anak-anak untuk datang latihan koor bagi PIA-PIR pada hari Selasa dan Kamis, manakala akan ada pentas atau tugas khusus. Terbangun pula persaudaraan dan hati yang saling berbagi diantara para orangtua dan pendamping. Bahkan untuk anak-anak yang aktif ikut PIA maupun PIR serta tergabung dalam paduan suara anak-anak, menjadi komunitas yang akrab hingga diantara mereka tumbuh semangat kekeluargaan. Bolehlah yakin dan berharap, lima hingga ima belas tahun ke depan kita boleh menuai panenan generasi muda yang siap mengembangkan empat bidang kehidupan Gereja secara sadar, aktif dan terlibat.

 

Menjadi Katolik Sebagai Keharusan Bagiku

- Menemukan terobosan Bagaimana KELUARGA memaknai nilai-nilai Kekatolikan -  Pelbagai kesempatan perjumpaan de­ngan umat, baik yang ‘sepuh’, dewasa maupun anak-anak memberi warna yang khusus. Dalam beberapa kali perjumpaan, hati saya diusik oleh pelbagai permasa­lahan yang dihadapi oleh umat. Pelbagai konsultasi di ruang tamu maupun dalam pembicaraan ringan dalam perjumpaan dengan teman muda, menunjukkan ‘sakit­nya’ beberapa keluarga kita. Sakitnya keluarga ini ditandai dengan minim­nya komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, serta hangat­nya relasi suami istri juga de­ngan mertua yang jauh dari harapan. Per­soalan ekonomi tentu juga tak terelak­kan. Selalu ada kesadaran untuk mencari tero­bosan, bahkan mendapat kiat-kiat yang jitu untuk keluar dari pemasalahan yang ada. Pastoralia ini keluar dari per­menungan hati saya, sambil membaca pengalaman bebe­rapa orang atau keluarga yang dengan sungguh-sungguh mencari cara untuk menghangatkan keluarga dan menampak­kan kekatolikan yang nyata. 

DISKUSI CARA PANTANG DAN PUASA KATOLIK

- Mewujudkan pertobatan dengan menjaga keutuhan alam ciptaan berbasis keluarga - Fokus Pastoral KAS yang juga menjadi fokus pastoral untuk paroki kita telah di­rumus­kan, mengacu pada perhatian kepada ANAK dan REMAJA. Secara khusus kita rumuskan fokus pastoral paroki pada tahun 2008 ini: KELUARGA MENJADI TEMPAT TUMBUH KEMBANGNYA ANAK - REMAJA DALAM KECERIA­AN, KECERDASAN DAN KEGEMBIRAAN. 

Keluarga Merayakan Yubileum

Seorang anak PIA melonjak gembira ketika perayaan Imlek yang baru lalu dia mendapatkan angpau (amplop merah berisi uang). Apalagi setelah dibuka ternyata isinya dua lembar uang 5.000 an, tangannya langsung mengepal dan berseru “Yes”, sambil kepalan tangannya ditarik ke bawah. Sangat ekspresif dan luapan kegembiraan yang spontan, sangat manis, sangat polos dan sorakan yang keluar dari hati. Kakak dan ibunya langsung menarik anak itu untuk duduk kembali di deretan kursi di gereja, si anak langsung duduk dan berdoa: “Tuhan Yesus, terimakasih, aku mendapat uang lima ribuan dua lembar. Ada keluarga yang baik sekali, membagi uang bagi kami anak-anak. Satu lembar akan kuberikan ibu dan satu lembar lagi kubelikan coklat. Kata teman-teman, coklat tobleron enak sekali dan itu untuk valentinan. Aku akan makan coklat yang uenak sekali. Terimakasih Yesus”, bisik anak itu dalam doanya. 

Hiduplah Bijaksana, Adil, Dan Beribadah

Merayakan Natal dan mempersiapkan perayaan Natal dalam masa Adven menjadi kesempatan bagi kita untuk menegaskan lagi pengakuan kita akan penyertaan dan keberpihakan Allah  kepada manusia. Allah sungguh hadir dan terlibat dalam kehidupan manusia, dalam kehidupan harian yang menjadi bagian keseharian hidup kita. Maka kitapun memperbarui lagi komitmen kita untuk berpihak kepada sesama. 

Historia Domus: Apaan sih?

Sesuatu yang belum menjadi tradisi, kadang­kala begitu sulit kita buat. Namun kalau kita berani membuat sesuatu, tentu akan ada manfaatnya. Kita memang perlu diyakinkan untuk kepentingan ini. Bagaimana caranya ??? Keluarga Katolik dengan pelbagai cara perlu membuat kiat-kiat demi lang­gengnya perkawinan, demi men­jaga ha­ngat­nya komunikasi di dalam keluarga, serta dengan usaha-usaha yang bisa dibuat. Anak-anak muda di sekolah tentu pernah diajari membuat  buku harian. Cara me­nulis dan me­ngun­gkapan diri melalui buku harian, tentu telah menjadi milik diri. Ada pelbagai nuansa dan cara: beberapa orang senang mengungkapkan diri dengan puisi. Orang lain punya ke­biasaan membuat syair -syair untuk menunjukkan gambaran diri atau dengan corat-coret gambar. Yang lain lagi atau kebanyakan orang, membuat tu­lisan biasa, sebagai kisah hidup dengan refleksi singkat. Namun, apa­kah pernah ada kesadaran dan komitmen dalam ke­luar­ga untuk men­catat peristiwa-peristiwa penting di dalam keluarga sekaligus mere­fleksi­kannya untuk hidup keluarga ? Kalau sudah ada, syukurlah, dan bisa diteruskan, serta dilihat ketekunannya. 

WASPADAI: Virus Penghancur Keutuhan Keluarga

 

Semua mengakui, bahwa dunia kita makin maju dan kompleks. Banyak hal mewarnai kehidupan keluarga. Ada empat hal dalam perkembangan zaman ini yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan keluarga, utamanya untuk anak dan remaja. Pengaruh jaman yang perlu dicermati yaitu pengaruh situasi ekonomi (didekte oleh obyek konsumsi, bukan oleh kebutuhan yang nyata). Kemajuan teknologi membawa dampak terpisahnya keluarga atau juga membatasai perjumpaan dalam keluarga. Fungsi sekolah yang pada awalnya mempersiapkan anak menjadi kritis serta memahami situasi jaman, bergeser menjadi tempat memeprsiapkan diri menjadi seorang pekerja demi tersedianya tenaga trampil memenuhi kebutuhan pasar. Yang terakhir adanya norma ganda, yaitu tegangan antara proses pendidikan (di sekolah maupun di rumah) yang menekankan kontrol sosial dengan aroma dogmatis serta indoktrinatif, serta realitas kehidupan jaman industrialisasi yang menuntut anak menjadi mandiri, siap berkompetisi serta mampu mengontrol diri sendiri.

 

Keluarga Menjadi Sekolah Kehidupan

Kata sekolah berasal dari bahasa Latin schola, dan bahasa Yunani Skhole artinya tempat bersenang-senang. Maka kalau sekolah seke­dar menjadi tempat untuk transfer ilmu, bahkan di sekolah terjadi perkelahian serta kekerasan hingga mengakibat­kan kematian, ber­arti sangat jauh dari cita-cita dasar. Belum lagi kalau kita melihat anak-anak pergi ke sekolah sejak pagi hingga petang dengan mem­bawa buku dan tas yang sedemikian berat. Perlu ada usaha nyata untuk mengembang­kan kehidupan persekolahan kita sebagai tempat teduh nyaman untuk belajar hidup, sebagai tempat bersenang-senang dalam mengembangkan pengetahuan

 

Selalu Ada Orang Yang Perlu Diperhatikan

- Mempunyai mata seekor cacing sebagai bentuk perhatian sosial Gereja

Ketika paroki kita tanggal 13 Oktober 2006 merayakan pesta pelindung paroki: Bunda Maria yang menampakkan diri di Fatima, kita mendapat berita baik juga dari Komite Nobel Norwegia yang memberikan Nobel Perdamaian Dunia 2006 kepada Muhammad Yunus. M Yunus – seorang profesor ekonomi di Universitas Chitttagong, Banglades - terusik oleh kondisi kemiskinan warga terutama kaum wanita di desanya.

 

MARIA, Bunda Yang Rahim Membangkitkan Semangat Pelayanan

Bulan Mei menjadi bulan peziarahan ke gua Maria atau tempat-tempat kudus yang secara khusus dihormati oleh Gereja. Praktek ziarah ada dalam setiap kelompok keagamaan dan berakar cukup mendalam. Umat Perjanjian Lama setiap tahun menga­dakan ziarah ke Bait Suci Yerusalem. Tempat-tempat khusus yang digunakan untuk berziarah umumnya memudahkan hati terangkat kepada Tuhan, misalnya tempat-tempat kudus di Yerusalem, makam Yesus, taman tempat Yesus berdoa, tempat terjadinya mukjijat Eka­risti. Juga tempat-tempat peziarahan di sekitar kita: Sendangsono, Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran, Gua Maria Tritis Wonosari atau Gua Maria Kerep Amba­rawa.

Bertanggungjawab Atas Tugas Yang Diemban

Kesungguhan umat lingkungan dan wilayah untuk memilih pengurus lingkungan dan wilayah telah usai. Pembe­kalan pengurus dengan rekoleksi – dinamika permainan membangun kerja­sama tim membawa pemahaman baru tentang  pentingnya kerjasama sebagai Tim kerja. Roh Paguyuban mulai dirasuk­kan dalam hati setiap pengurus. Bagian selanjut­nya adalah mem­buat LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) tugas selama menjalankan tugas pengab­dian tahun 2003-2006 untuk pengurus Lingkungan dan wilayah dalam rangka serah terima jabatan atau pelantikan pe­ngurus lingkungan.

Evaluasi dan LPJ adalah bagian dan mekanisme tanggung­jawab kita kepada Tuhan, Gereja dan warga lingkungan atau wilayah yang kita layani. Pada Bulan September ini kita akan mengadakan mendengarkan pertanggung­jawabab DP periode 2003-2006 dan memi­lih pengurus baru untuk periode 3 tahun mendatang.

Keluarga jadilah sebagaimana harusnya

Keluarga jadilah sebagaimana harusnya, merupa­kan dasar dan peringatan bahwa Pendidikan bagi anak, merupakan tanggungjawab keluarga. Orangtua adalah pendidik utama dan terutama, bahkan tak tergantikan. Namun kita menyadari, sekarang ini peran keluarga untuk mendidik dan mendampingi anak, keluarga sebagai oase segar untuk merasakan kasih Tuhan, diserobot oleh kapital besar pemilik modal  yang berada di belakang maraknya tayangan-tayangan televisi. Kerapkali keluarga tidak lagi mempunyai kesempatan untuk duduk bersama saling mengungkapkan perasaan, karena perhatian tersedot di depan layar televisi ataupun HP dengan sms.

Berani ‘Galak’ pada diri sendiri, sebagai wujud lawan korupsi

Selama empat puluh hari kita diajak untuk berpantang dan puasa, karena perjalanan waktu dan dinamika hidup kita sudah sampai pada masa Prapaskah. Be­gitu cepatnya jarum waktu berputar. Pada bulan Maret dan April ini kita masuk pada masa Prapaska, kesempatan bagi kita untuk menata kehidupan dalam semangat pertobatan yang sungguh-sungguh.

 

Mewujudkan Iman Katolik Dalam Keterlibatan Gereja di Masyarakat

Fokus Pastoral paroki Sragen tahun 2006 (dalam rangka tiga tahun masa bakti DP) adalah Keterlibatan Gereja Dalam Masyarakat. Tahun 2006 (sebagai tahun terakhir masa Bhakti DP: 2003-2006), ketika kita memulai penggunaan Arah Dasar KAS yang baru (tahun 2006-2010), kita tandai dengan kesungguhan hati untuk terlibat dalam masyarakat secara lebih penuh. Kita ingin memaknai kehadiran Gereja secara sosial, sehingga Gereja kita sungguh berwajah sosial, bukan sebagai sosok asing yang tidak bersinggungan dengan kenyataan real masyarakat di Bumi Sukowati yang kita cintai bersama.

Membangun Habitus Baru

Saudari-saudara terkasih, gegap gempita perayaan Natal tahun ini kita rayakan dalam nuansa HABITUS BARU. Seyogya­nya kita – dengan kesadaran penuh - juga masuk dalam arus Habitus Baru untuk mem­bangun kehidupan kita. Maka hingar bingarnya perayaan Natal, atau kalau kita mau secara sederhana atau climen meraya­kan Natal, ukuran keber­hasilan dan per­mak­naannya, dengan ukuran HABITUS BARU.

 

DITANGKAP OLEH KRISTUS

- ULTAH Paroki Ke 48 dan Bulan Kitab Suci -

 Aneka kegiatan dalam rangka Hari Ulang tahun paroki Sragen ke 48 kita rayakan dalam arus utama menyong­song pesta emas paroki tahun 2007. Puncak pesta emas ingin kita rayakan dengan persiapan bertahap, dengan fokus setiap tahun yang berbeda.

BERKORBAN: Antara Keterpurukan dan Panggilan Nurani

Umat Allah paroki Sragen terkasih,  rasa syukur dan penuh kebahagiaan saya rasakan pada minggu-minggu terakhir Bulan Oktober. Kehadiran Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo di Paroki Sragen sebagai kesempatan Kunjungan pastoral dan Penerimaan Sakramen Krisma sangat mengharukan. Tim Kerja Katekese berserta Guru agama/ katekis – pengurus lingkungan serta Panitia Ad Hoc Hari paroki dan Krisma telah berjerih lelah menyiapkan 240 orang yang akan menerima kepenuhan Inisiasi dari tangan Uskup

Ekaristinya Tambah Lama atau Lebih Cepat Ya ?

Gegap gempita dikumandangkannya secara resmi (=promulgasi) Tata Perayaan Ekaristi (TPE) 2005 di seluruh Keuskupan di Indonesia, disambut antusias oleh Umat, Lembaga Hidup Bakti dan juga para Imam. Pelbagai Paroki, sekolah dan kelompok paguyuban berminat untuk mendalami TPE yang baru. Tak ketinggalan Umat Paroki Sragen bersama dengan Pengurus lingkungan serta Tim Liturgi Paroki menanggapi diberlakukannya TPE 2005 dengan antusias.

 

Perempuan dan laki-laki sebagai murid

Dukungan keterlibatan lebih luas bagi Perempuan

Semangat dasar dari Dewan Paroki yang diinspirasikan oleh Ardas KAS adalah mengajak sebanyak mungkin orang agar berdaya dan berkiprah. Ajakan itu tertuang dalam cara menggereja yang makin mem­berdayakan. 

 Semangat dasar yang ditimba adalah:

1.      Kesadaran kita sebagai MURID yang diundang untuk menyertai Tuhan (Markus 3:13 - 15).

2.      Ambil bagian dalam Communio atau Persekutuan Allah Tritunggal yang diutus menjadi Sakramen yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka seluruh umat Allah mengemban tugas perutusan Gereja untuk mewartakan dan menghadirkan  persekutuan hidup ilahi di tengah umat manusia.

3.      Gereja local (Paroki Sragen) Sebagai bagian dari Gereja ASIA dan KAS yang menghayati tiga macam dialog:

a.      Dialog dengan yg kecil, lemah, miskin, tersingkir dan cacat (KLMTC)

b.      Dialog dengan budaya yang hidup di tengah masyarakat

c.      Dialog dengan umat yang beragama dan berkepercayaan lain sebagai teman sepeziarahan menuju Kerajaan Bapa.

     Ketiga semangat dasar itu mengun­dang keterlibatan setiap pribadi (baik laki-laki maupun perempuan, juga anak-anak, kaum remaja dan dewasa) secara proporsional. Bahkan kalau kita menga­mati jantung kehidupan gereja dan penggerak lapangan, begitu banyak peran perempuan dalam setiap kesem­patan kegiatan.

Tanggungjawab Menggunakan Media

Media dan Keluarga: Resiko dan Kekayaan 

Hari Minggu, 23 Mei 2004 adalah Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Sri Paus Yohanes Paulus II menulis pesan bagi kita semua dengan tekanan pokok pada TANGGUNGJAWAB dalam mengguna­kan Media. Sedangkan Dekrit tentang Alat-alat Komunikasi Sosial, Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Media harus dimanfaatkan secara tepat, maka penting bahwa siapapun yang menggunakannya, harus faham akan norma-norma moral dan menerapkan prinsip-prinsip itu dengan setia (Inter Merifica no. 4)

 

Bersyukur Pada Tahun Pewartaan dan Berpijar Memberi Pengharapan

Program Kerja Dewan Paroki Sragen tahun 2004 memberi focus perhatian untuk MEMBANGUN SEMANGAT PERUTUSAN MURID PADA TAHUN PEWARTAAN DAN SYUKUR ATAS KARUNIA IMAN.

Dimulai dengan kesadaran yang dibangun oleh pengurus Dewan Paroki periode 2003-2006 yang dibentuk pada bulan September 2003, kemudian membekali diri pada pertemuan di Tawangmangu di  penghujung tahun 2003; sampailah pada kesadaran yang akan dibangun oleh Dewan paroki dalam seluruh geraknya di tahun 2004, dengan memfokuskan diri pada bidang PEWARTAAN. 

 Untuk semua Tim Kerja Dewan paroki dan Pembinaan Umat melalui pelayanan para Rama, akan bermuara pada focus Pewartaan. Cara kerja dalam semangat Communio dan bekerja dengan model Tim Kerja, dicoba ditiupkan sebagai cara menggereja yang sesuai dengan arahan KAS. Pengurus Lingkungan yang sudah terbentuk lebih dahulu (Oktober – November 2003 sudah dilantik sebelum DP yang baru mempunyai focus dan program kerja) tanpa pembekalan yang mencukupi dalam pemahaman Gereja sebagai Communio dan model kerja sebagai Tim Kerja, membuat Dewan paroki dan Rama dalam pelbagai kesempatan harus meniup-kan pemahaman itu secara lebih “mirunggan”. Dewan Paroki mengajak pengurus Lingkungan, wilayah dan stasi untuk lebih banyak menyelenggarakan rapat, pendalaman dan pemahaman bersama. Khotbah dan kesempatan Misa lingkungan digunakan untuk memperdalam tema-tema tertentu yang terkait dengan penyadaran akan makna tahun Pewartaan.

 Bahkan Evaluasi tengah semester untuk melihat gerak dewan selama satu semesterpun direlakan untuk diisi dengan ‘belajar membuat Evaluasi” sambil sungguh menyadari arti pentingnya evaluasi sebagai cara bekerja dan ber-tindak kita. Kita tidak merasa rugi membuang waktu untuk latihan membuat evaluasi. Bahkan cara kerja Dewan dengan memilih program srategis atau unggulan yang dipisahkan dengan program rutin membuat kita dibantu untuk memfokuskan perhatian kita sambil setia pada focus kegiatan kita. Sehingga kita tidak hanya menjadi pengurus Dewan yang reaktif namun selalu belajar menempatkan permasalahan dan situasi dalam konteks focus dan tindakan strategis kita.

 

Minggu, 26 Oktober 2008

NATAL Euy…………..

Mengalir terus kehidupan kita. Dinamika silih berganti sebagai tanda kehidupan dan juga berkat penyertaan Tuhan bagi kita.

Suasana lebaran baru saja lepas dari kenangan dan perhatian kita. Gereja Joglo kembar kebanggaan kita juga penuh pada hari  Minggu menjelang dan sesudah lebaran karena kerabat kita ‘mudik’ lebaran. Gereja pun ikut ‘kecipratan’ dengan meningkatnya kolekte. Mengalir terus kehidupan kita.

Ketika masyarakat bahkan keluarga kita masih ikut ramai dengan Bakda Ketupat, anak-anak kita yang sekolah di negeri masih menikmati panjangnya libur lebaran, kita sudah masuk ke masa Adven – penantian dengan rindu kedatangan Tuhan. Mengalir terus kehidupan kita.

Serindu apa penantian kita akan kedatangan Tuhan ?

Hidup Untuk Allah Dalam Keterlibatan Nyata

Perayaan Ekaristi dalam rangka Novena Syukur atas Karunia Iman, sudah memasuki bulan ke 3 pada bulan April ini. Tema yang digarap oleh Penyelenggara Novena adalah Panggilan Gereja dalam pelayanan dan perutusan Gereja dalam dunia. Sudut pandang dan keterlibatan dalam bidang kemasyarakatan ingin disadari kembali. Secara Khusus, kemudian disoroti mengenai keterlibatan Perempuan dalam kehidupan social kemasyarakatan. WKRI merupakan kelompok organisasi sosial kemasyarakatan yang diharapkan terlibat lebih aktif dan penuh dalam bidang kemasyarakatan, sehingga bisa menampakkan wajah Gereja dalam dimensi yang lebih luas. Sedangkan Worosemedi lebih sebagai paguyuban doa dan memberi kehangatan persaudaraan diantara para janda Katolik yang pertama-tama ingin berbakti untuk lingkup intern mereka.

Seperti Maria, kita mewartakan Kristus:

Menimba Semangat Dari Hari-Hari Di Bulan OKTOBER

Hari-hari istimewa dan penuh berkah bagi kita umat paroki Sragen pada bulan OKTOBER ini. Betapa tidak ?

Pertama; tanggal 13 Oktober merupakan hari pesta pelindung Gereja dan paroki kita: SANTA MARIA FATIMA. Hal ini didasarkan pada rangkaian  terakhir dari 6 penampakan Bunda Maria di Fatima kepada tiga bocah gembala: Lusia, Yasinta dan Fransesco. Bunda Maria menampakkan diri kepada tiga gembala kecil itu sejak tanggal 13 Mei hingga 13 Oktober, setiap tanggal 13. Tanggal 13 Oktober 1917 terjadi mukjijat matahari yang bergerak-gerak dan berubah-ubah warnanya yang bisa dilihat oleh ribuan orang, juga dari jarak yang cukup jauh. Orang-orang bisa melihat matahari tanpa menyilauakan, berwarna redup. Hujan yang turun sejak pagi, iba-tiba berhenti dan matahari turun mendekati mereka yang berkumpul. 

 

Paroki Dengan Modal Rp. 1000,-

Tanggal 2 September 1957 Paroki Sragen didirikan oleh Mgr. Alb. Soegijapranoto SJ selaku Vikaris Apostolik Semarang. Tokoh awal pendiri paroki kita adalah Rm. Justinus Darmojuwono Pr, Bp. FX. Wasiman, Bp. Florentinus Goetama dan Bp. Johanes Soegito Yang sekaligus menjadi Pengurus Gereja dan Papa Miskin Room Katolik (PGPM) paroki Santa perawan Maria di Fatima Di Sragen.

Bulan Penuh Berkah: September - Oktober

Masih segar dalam ingatan kita masa pemilu Capres-Cawapres putaran ke dua pada tanggal 20 September yang lalu. Kita telah ambil bagian dalam kehidupan politik negeri ini dengan ikut ‘nyoblos’ – memilih kepala negara kita. Siapapun yang terpilih dan ditetapkan sebagai pimpinan negara, kita telah bertekad untuk men-dukungnya. Kita tetap mengupayakan dan berjuang supaya Civil Society ditegakkan dan diberdayakan sungguh-sungguh.